Kenangan Sidarto Danusubroto Dampingi Bung Karno di Ujung Kejatuhan

Minta Megawati Selundupkan Uang ke Wisma Yaso

Kenangan Sidarto Danusubroto Dampingi Bung Karno di Ujung Kejatuhan
Sudarto Danusubroto. Foto; Priyo Handoko / Jawa Pos
Saat itu, Bung Karno memberinya sebuah buku berjudul Sukarno An Autobiography karya Cindy Adams. Sampul buku tersebut berwarna merah dengan foto Bung Karno yang berjas putih, berpeci, sambil tertawa lebar. Ketika memberikan buku itu, Bung Karno yang tengah berada di ujung kejatuhannya menyampaikan wejangan kepada Sidarto.

Bung Karno menyatakan bahwa dirinya bisa dikucilkan, dijauhkan dari keluarga, bahkan ditahan dan lama-lama akan mati sendiri. "Tapi, catat ya To? (Sidarto, Red), jiwa, ide, ideologi, semangat, tak dapat dibunuh," ungkap Sidarto menirukan ucapan Bung Karno saat ditemui di kediamannya, Jalan Kemang Utara, Jakarta Selatan, Rabu (22/6).

Bung Karno mengutip kalimat yang diucapkannya itu dari filsuf Jerman, Freili Grath, yang dalam bahasa aslinya berbunyi, "Man totet den Geist Nicht." Sidarto sempat tertegun mendengarnya. Secara spontan, dia lantas meminta Bung Karno untuk menuliskan ucapannya tersebut di halaman depan buku yang baru diterimanya.

"Waktu beliau bicara begitu, saya bilang, Pak (Soekarno, Red) tolong ditulis sekalian di situ. Maka, jadilah tulisan ini," ujar Sidarto sambil menunjukkan buku "bersejarah" yang masih terawat baik itu.

SIDARTO Danusubroto adalah ajudan terakhir Bung Karno. Sehari setelah peringatan meninggalnya (haul) Bung Karno, 21 Juni lalu, dia menuturkan kembali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News