Kenapa KTT G20 Begitu Menarik Bagi Jurnalis Asing?

Kenapa KTT G20 Begitu Menarik Bagi Jurnalis Asing?
Layar monitor yang menampilkan Presiden Joko Widodo mempromosikan KTT G20 di halaman KBRI Beijing, China. Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

Ini baru awak media, belum para delegasi China yang berkepentingan dengan perhelatan akbar di Bali itu. Belum lagi para pebisnis China yang bakal menghadiri berbagai pertemuan di sela-sela KTT G20.

Sejumlah maskapai penerbangan komersial tentu saja tidak akan ingin kehilangan momentum antusiasme yang terjadi di tengah munculnya subvarian baru COVID-19.

Ada delapan jalur penerbangan baru dari China menuju Indonesia yang mulai dibuka pada awal November ini, demikian sebagaimana rilis Badan Penerbangan Sipil China (CAAC). Kedelapan jalur baru itu melengkapi tujuh jalur udara kedua negara yang sudah ada sebelumnya.

Bagi sebagian besar orang yang tinggal di belahan bumi bagian utara yang saat ini sedang memasuki musim dingin, Bali adalah impian. Pulau tropis nan elok itu sangat menawan hati mereka. Meninggalkan momentum KTT ke-17 G20 yang digelar di Bali sama halnya menyia-nyiakan kesempatan emas.

Kesempatan meliput peristiwa penting berbalut nuansa sakral taksu Bali, tidak semua orang mendapatkannya. Mereka rela melakoni apa saja, termasuk keharusan karantina terpusat dan terpadu selama berhari-hari saat kembali lagi ke China.

"Saya sedih tidak bisa meliput event tersebut, padahal sudah saya rencanakan jauh-jauh hari sebelumnya," ucap Antonio Fatiguso, pewarta asal Italia di Beijing, yang batal ke Bali tanpa menyebutkan alasannya itu. (ant/dil/jpnn)

Untuk awak media China yang ingin meliput KTT G20 di Bali, KBRI Beijing sudah mengeluarkan 221 visa


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News