Kenapa Rumah yang Berantakan Memicu Kecemasan dan Apa yang Bisa Dilakukan?

Kenapa Rumah yang Berantakan Memicu Kecemasan dan Apa yang Bisa Dilakukan?
Pernahkah kamu berdebat dengan anggota keluarga atau teman serumah karena barang-barang yang berantakan dan terlihat kacau balau? (Foto: Unsplash, Volha Flaxeco)

Keteraturan membantu mengurangi persaingan untuk mendapatkan perhatian kita dan mengurangi beban mental. Meski beberapa orang mungkin lebih baik dalam mengabaikan gangguan dibandingkan orang lain, lingkungan yang mengganggu bisa membebani kemampuan kognitif dan memori kita.

'Clutter' atau kacau balau, ketidakteraturan, dan kekacauan bisa memengaruhi bukan sekadar sumber daya kognitif kita, tapi juga pola makan, produktivitas, kesehatan mental, keputusan terkait parenting, dan bahkan berpengaruh pada seberapa besar kita mau menyumbang uang.

Apakah perempuan lebih terkena dampaknya dibandingkan laki-laki?

Penelitian menunjukkan dampak buruk dari berantakan dan kekacauan mungkin lebih terasa pada perempuan dibandingkan pada laki-laki.

Sebuah penelitian terhadap 60 pasangan, yang dua-duanya berpendapatan, menemukan bahwa perempuan yang tinggal di rumah yang berantakan dan penuh tekanan memiliki tingkat kortisol (hormon yang berhubungan dengan stres) dan gejala depresi yang lebih tinggi.

Dampaknya tetap konsisten bahkan ketika faktor-faktor lain, seperti kepuasan pernikahan dan ciri-ciri kepribadian diperhitungkan.

Sebaliknya, pria dalam penelitian ini tampaknya tidak terpengaruh oleh keadaan lingkungan rumah mereka.

Para peneliti berteori perempuan mungkin merasakan tanggung jawab yang lebih besar untuk menjaga rumah. Mereka juga berpendapat aspek sosial dari penelitian ini (yang meminta mereka untuk mengajak berkeliling di dalam rumah) mungkin telah menyebabkan perempuan lebih takut untuk dinilai ketimbang para laki-laki.

Kita semua akan hidup dengan kekacauan dan tidak terorganisir sampai tingkat tertentu. Namun terkadang, masalah kekacauan yang signifikan dapat dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental yang mendasar, seperti gangguan obsesif-kompulsif, gangguan penimbunan, gangguan depresi, gangguan dalam memusatkan perhatian dan hiperaktif, serta gangguan kecemasan.

Bagi sebagian orang, 'clutter' atau barang-barang yang berantakan menjadi sumber 'anxiety' atau kecemasan stres

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News