Kepergian Pangeran Philip Diratapi Pengikutnya di Vanuatu yang Menganggapnya Sosok yang Dinubuatkan

Kirk mengatakan sejalan dengan budaya Vanuatu, di mana menurut adat, gelar diturunkan kepada keturunan laki-laki, maka mereka mungkin mentransfer kesetiaan mereka ke garis keturunan berikutnya, yakni Pangeran Charles.
Pejabat budaya Jean Pascal Wahe mengatakan para pengikut belum membuat keputusan apapun, tetapi akan menyerahkan hal tersebut kepada keluarga kerajaan.
"Mereka telah mengatakan jika [Pangeran] Charles ingin memegang gelar ini… dan menjaga hubungan yang ada, sama sekali tidak apa-apa," katanya.
"Tetapi jika ia tidak mau, roh Pangeran Philip akan pergi ke salah satu anak dewasa lainnya, atau cucu, dan di masa depan, mereka dapat melanjutkan koneksi ini".
Tapi Kirk mengatakan kelompok itu kemungkinan akan terus menggunakan nama Pangeran Philip.
Dia mengatakan dia juga baru-baru ini dinasihati jika gerakan ini mungkin menjadi gerakan politik, mengikuti jejak kelompok lain, seperti Gerakan John Frum, yang juga berada di pulau Tanna.
"Mereka mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah, mereka bahkan punya perwakilan di DPR," katanya.
"Apa yang terjadi sebenarnya adalah politik kekuatan internal tradisional. Aliansi klan ... kecemburuan, hal-hal semacam itu. Ini sangat menarik."
Sekelompok suku di Vanuatu menganggap Pangeran Philip adalah wujud fisik dari seorang pemimpin prajurit di masa lalu
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka