Keren ! Kemendes Kirim Kepala Desa ke Luar Negeri untuk Belajar

Keren ! Kemendes Kirim Kepala Desa ke Luar Negeri untuk Belajar
Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menerima tiga kepala desa peserta ASEAN Plus Three Village Leaders Exchange Program di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta, Senin. Foto : Humas Kemendes

“Di tempat kami akan dilakukan pengembangan destinasi digital yang pusat pertumbuhannya itu ada di sektor pertanian. Destinasi digital itu desa wisata tetapi proses promosi dilakukan melalui media sosial. Dari ekowisata ini pengunjung bisa menggunakan moda transportasi delman dan singgah ditempat cinderamata. Ada juga kelompok musik anak muda untuk menghibur. Ini menumbuhkan semua sektor,” terangnya.

Rencananya tempat tersebut akan dibuka 2-3 kali seminggu. Di dalam destinasi digital tidak ada transaksi dalam bentuk tunai. Mereka membeli koin.

Ini diharapkan betul-betul melibatkan banyak orang dan menghidupkan ekonomi kerakyatan. Potensi pasar yang akan ditangkap karena biasanya generasi milenial akan datang ke tempat-tempat seperti itu.

"Kami tidak lagi terlalu fokus membangun fisik/infrastruktur tapi lebih fokus ke pemberdayaan masyarakat karena sangat banyak mendorong pertumbuhan ekonomi, lahirnya usahawan-usahawan baru, industri-industri baru, dan makin banyak aktivitas ekonomi. Harapannya destinasi digital ini menjadi pilar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” jelasnya optimistis.

Begitu juga dengan Kepala Desa Kandolo, Alimuddin mengatakan bahwa bukan persoalan kekurangan duit yang ada di desa tapi yang ada adalah kekurangan gagasan, ide, inovasi sehingga desa tertinggal. Oleh karena itu di desanya akan mencoba inovasi yang awalnya membuat gula aren, gula semut dari air nira dari tungku dimasak dengan kayu diindustrikan dengan menggunakan mesin. Jumlah produksinya pun meningkat dengan biaya operasioanl lebih efisien.

“Kalau meggunakan tungku, untuk memasak 50 liter air nira perlu waktu sehari full. Kalau menggunakan elpiji atau gas dengan mesin dengan 50 liter hanya cukup waktu 2 jam. Dengan modal 5 pohon aren saja mereka bisa hidup, menguliahkan anaknya. Di sana kami ada BUMDes, sudah mengeloal 3 unit usaha, air bersih pam desa mengaliri 80 kk, pipanisasi 8km, air isi ulang, usaha jual beli sawit/ TBS, BUMDES Madani sejahtera sudah menghasilkan PAD 200 Juta/tahun.

Sebanyak 40 persen untuk penyertaan modal, 40 persen untuk gaji karyawan, 20 persen untuk PAD Desa.

Bagi yang berhubungan dengan persalinan digratiskan, 2019 semoga tidak ada lagi angka kematian ibu dan anak.

Kemendes upayakan bisa mendapat seribu beasiswa untuk para kepala desa dan pendamping desa untuk belajar di luar negeri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News