Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, 160 KM per Jam

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, 160 KM per Jam
Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: dok.JPNN.com

Pihaknya pun memberikan waktu dua minggu kepada Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menyelesaikan studi perbandingan antara dua produk. Namun, dia mengaku dua alternatif tersebut bisa dikerjakan oleh pihak Jepang.

’’Kata mereka, sudah ada model (kereta, Red) di Australia yang bisa dikaji. Tapi teknologinya tetap dari Jepang,’’ ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kereta Api Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono mengatakan, studi kelayakan yang dilakukan pemerintah tersebut harus memperhatikan beberapa aspek. Salah satunya, terkait jalur kereta api cepat.

’’Kami kan masih memperhitungkan tiga pilihan. Apakah menggunakan jalur eksisting, sebagian elevated (jalur layang), atau seluruhnya elevated,’’ ungkapnya.

Namun, dia menegaskan bahwa jalur itu tidak akan menimbulkan perlintasan sebidang seperti jalur kereta normal saat ini.

Sebab, kereta tersebut sudah pasti rawan kecelakaan jika dilintasi jalur kendaraan lain. ’’Studi yang diperlukan tidak boleh lebih dari enam bulan-tujuh bulan. Tapi, saya pokoknya fokus dulu di FS (studi kelayakan, Red),’’ imbuhnya.

Sementara itu pengamat kebijakan Indonesia, Agus Pambagyo justru mengkritisi langkah pemerintah untuk memulai proyek kereta baru di wilayah Jawa.

Menurutnya, hal tersebut hanyalah sebuah gestur politik untuk mengobati sakit hati Jepang.

Pemerintah kembali memikirkan rencana alternatif proyek kereta cepat rute Jakarta – Surabaya, sebelum memulai studi kelayakan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News