Kerja Paksa di Sektor Perkebunan Australia Dinilai Mirip Perbudakan

Kerja Paksa di Sektor Perkebunan Australia Dinilai Mirip Perbudakan
Kerja Paksa di Sektor Perkebunan Australia Dinilai Mirip Perbudakan

Kelompok hortikultur tawarkan solusi

Baik negara bagian Victoria dan Queensland melaporkan adanya kekurangan pekerja yang besar, dengan panen bawang di tenggara Queensland membusuk di tanah setelah turunnya hujan deras.

Ini terjadi setelah negara bagian itu, beberapa tahun belakangan, melakukan tindakan keras terhadap pekerja ilegal dan pembunuhan brutal terhadap turis backpacker asal Inggris, Mia Ayliffe-Chung.

Ibu Mia, Rosie Ayliffe, telah membuat sebuah kampanye untuk menghentikan eksploitasi dalam skema perpanjangan visa 88 hari melalui media sosial.

Tapi menurut Rachel McKenzie dari organisasi Growcom, tidak ada hak bagi para pemilik lahan yang (salah) merasa difitnah oleh backpacker.

Federasi Petani Victoria menyerukan amnesti bagi para pekerja ilegal.

"Kami tidak mengatakan untuk memberi mereka status tinggal permanen atau jalur untuk mendapat izin tempat tinggal permanen," kata Emma Germano, presiden hortikultura VFF.

"Tapi mari kita beri mereka visa pertanian khusus selama beberapa tahun, jadi setelah menghasilkan uang mereka bisa membawanya kembali ke tempat asal mereka."

Germano mengatakan, meskipun jeratan hutang lewat kerja paksa dan kerja paksa yang serupa perbudakan terjadi di sektor lain, para pemilik kebun mendapat perlakuan khusus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News