Kerjasama Australia dan China di Mata Pemimpin Muda 2 Negara

Jacob Taylor
Jacob Taylor. (Foto: Ning Pan)
"Saya menempuh studi PhD di bidang antropologi kognitif dan saya tertarik dengan hubungan antara Australia dan China."
"Tantangan terbesar bagi kedua negara berada di level yang sama. Membuat arahan umum membutuhkan waktu yang sedikit lama dan butuh usaha yang cukup keras untuk menjembatani hambatan budaya."
"Kami perlu memahami intuisi dan harapan yang dimiliki satu sama lain. Menyatukan dua hal itu sungguh menantang. itu membutuhkan banyak kode dan penerjemahan dan percakapan. Tapi itu juga menyenangkan dan menarik."
Keledoll Liang
Keledoll Liang. (Foto: Ning Pan)
"Saya berasal dari Guangzhou. Ini adalah pertama kalinya saya datang ke Sydney. Saya tak rindu kampung halaman karena Sydney adalah kota multikultural, orang-orangnya bisa berbicara dalam 3 bahasa - Inggris, Mandarin, dan Kanton, bahasa yang saya gunakan. Jadi saya merasa senang."
Sepekan ini, 130 pemimpin muda dari Australia dan China berkumpul di Sydney untuk mendiskusikan solusi kreatif atas tantangan masa depan yang dihadapi
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan