Kerusuhan di Kazakhstan Mereda, Polisi dan Intel Mulai ‘Bersih-Bersih’
jpnn.com, NUR-SULTAN - Sebanyak 164 orang, termasuk dua anak kecil, meninggal saat kerusuhan yang disertai kekerasan berlangsung di Kazakhstan selama pekan lalu, kata Kementerian Kesehatan Kazakhstan, Minggu (9/1).
Rentetan demonstrasi mulai berlangsung pekan lalu untuk menentang kenaikan harga bahan bakar.
Aksi unjuk rasa itu kemudian berkembang menjadi demonstrasi menentang pemerintah.
Kemenkes mengatakan 103 orang meninggal di Almaty, kota utama Kazakhstan tempat kekerasan terjadi.
Sementara itu, dari Almaty dilaporkan bahwa pihak berwenang Kazakhstan pada Minggu menyatakan telah mengendalikan situasi di seluruh negeri setelah negara itu dilanda kekerasan paling maut selama 30 tahun merdeka.
Para pejabat keamanan dan intelijen memberi pemaparan kepada Presiden Kassym-Jomart Tokayev bahwa mereka terus melancarkan "pembersihan", tindakan yang disebut Tokayev sebagai operasi kontraterorisme besar-besaran.
Pekan lalu, puluhan orang tewas, ribuan orang ditangkap, dan banyak gedung dibakar.
Keadaan itu membuat Tokayev mengeluarkan perintah tembak mati dalam penanganan kerusuhan, yang ia katakan disebabkan oleh para bandit dan teroris. (ant /dil/jpnn)
Kemenkes mengatakan 103 orang meninggal di Almaty, kota utama Kazakhstan tempat kekerasan terjadi.
Redaktur & Reporter : Adil
- BATC 2024: Gebuk Kazakhstan 5-0, Srikandi Merah Putih Kantongi Modal Apik Hadapi Hong Kong
- Intel Kenalkan Chip AI Untuk Mobil, Nvidia dan Qualcomm Siap-Siap
- Situasi Kamtibmas Berangsur Normal, 200 Personel Polri Disiagakan di Distrik Namblong
- MSI Monarch 13 Resmi Meluncur, Pakai Prosesor Intel Ultra 7, Cek Harganya di Sini
- Soal Intel Menyelonong ke Kantor DPD PDIP Jabar, Ganjar Merespons Begini
- Anggota Intel Polda Banten Meninggal di Indekos, Ini Penyebabnya