Kesaksian Luhut, Kakeknya Dibacoki di Pasar Flamboyan, Tewas

Kesaksian Luhut, Kakeknya Dibacoki di Pasar Flamboyan, Tewas
Satu dari tiga orang yang diamankan oleh Tim Jatanras Polresta Pontianak berkaitan dengan keributan yang terjadi di Pasar Flamboyan, Rabu (14/2). Foto: Zainuddin/Rakyat Kalbar/JPNN.com

“Kakek saya lagi ikut rapat, kemudian orang-orang itu mengeluarkan sajam, kakek saya lari dan dikejar ramai-ramai,” cerita Luhut. “Yang meninggal itu Kakek saya,” sambung dia.

Sebelumnya, Kojek sempat berlari pulang ke rumah mengambil sajam dan datang kembali ke pasar Flamboyan. Saat itu lah Kojek dikeroyok menggunakan Sajam. “Jumlah mereka ramai, belasan orang,” jelas Luhut.

Luhut tidak mengetahui nama-nama orang yang melakukan pengeroyokan terhadap kakeknya tersebut. Yang namanya ia kenal hanya HM.

Namun terhadap lainnya dia bisa mengenal wajah-wajahnya. “Saya melihat kakek saya dibacok, tak ada yang berani menolong,” lirihnya.

Luhut melihat belasan orang tersebut langsung melarikan diri usai membacoki kakeknya. “Mereka lari semua, saya melihat langsung kejadian itu,” ungkap Luhut.

Dalam keadaan luka parah, Kojek sempat dibawa ke RS Kharitas Bhakti untuk mendapatkan penanganan medis.

Saat itu keluarga, rekan dan teman korban berdatangan ke rumah sakit yang berada di Jalan Siam tersebut. Namun akibat luka-luka parah di sekujur bagian tubuhnya, Kojek meninggal dunia.

Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Muhammad Husni Ramli ketika dikonfirmasi sejumlah wartawan membenarkan keributan yang terjadi di pasar Flamboyan berupa perkelahian dan menyebabkan seseorang meninggal dunia. “Korban mengalami luka di bagian tangan dan kepala,” ungkapnya saat ditemui di RS. Kharitas Bhakti.

Luhut menyaksikan dengan mata kepala sendiri saat kakeknya, Kojek, dikeroyok beberapa orang yang membawa senjata tajam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News