Kesambet Sambo

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Kesambet Sambo
Ferdy Sambo yang menjadi terdakwa perkara pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J menjalani persidangan beragendakan pembacaan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (17/1). Foto: Ricardo/JPNN.com

Tengara Mahfud MD itu mengindikasikan peradilan terhadap Ferdy Sambo tidak independen, dan ada pihak-pihak yang ingin mengintervensi.

Kasus Ferdy Sambo yang semula dianggap berkaitan dengan konsorsium judi dan keberadaan Satgas Merah Putih di Polri akhirnya direduksi menjadi kasus perselingkuhan di lingkungan keluarga saja.

Pengacara-pengacara Ferdy Sambo--dengan kelihaiannya mencari lubang hukum--telah menyelamatkan Putri Cendrawati dari hukuman yang lebih berat.

Apakah para penasihat hukum itu telah menegakkan keadilan?

Ada kisah yang dikutip dalam memoir mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew mengenai penegakan hukum di negerinya.

Lee mengenal seorang pengacara hebat yang selalu berhasil membela klien dalam perkara pidana, seperti pembunuhan dan korupsi. Lee bertanya kepada sang pengacara apakah advokat itu yakin telah menjalankan prinsip keadilan.

Sang pengacara menjawab bahwa dia tidak punya urusan dengan keadilan. Ia dibayar untuk menyelamatkan kliennya dari hukuman.

Kisah ini sama dengan Febri Diansyah dan pengacara keluarga Sambo. Jangan tanya soal keadilan, karena mereka dibayar (mahal) untuk menyelamatkan kliennya.(***)

Maling ayam pun dituntut 5 tahun, tetapi tiga terdakwa pembunuhan berencana terhadap Yosua dituntut 8 tahun. Nilai nyawa manusia ternyata hanya 1,5 kali ayam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News