Ketika Banyuwangi Punya Bandara dan Penerbangan Komersial

Makan Korban Dua Bupati, Terealisasi di Tukang Jahit

Ketika Banyuwangi Punya Bandara dan Penerbangan Komersial
PERESMIAN: Wamenhub Bambang Susantono dan Gubernur Soekarwo turun dari pesawat Grand Caravan di Bandara Blimbingsari, Rogojampi, kemarin. Foto: GALIH COKRO/RADAR BANYUWANGI
Pesawat Sky Aviation yang ditumpangi rombongan Soekarwo dari Surabaya juga sempat melintasi jalur yang lebih jauh, yakni melalui Madura lebih dulu sebelum ke Banyuwangi. Sebab, pesawat sembilan seat tersebut harus menghindari abu vulkanis letusan Gunung Bromo yang tertiup angin. Karena itu, penerbangan Surabaya-Banyuwangi sejauh 297 km yang seharusnya bisa ditempuh dalam 30?45 menit molor hingga 55 menit. Pesawat kecil itu akhirnya landing dengan mulus pukul 13.56.

"Abu letusan Gunung Bromo cukup mengganggu penerbangan tadi, sehingga harus memutar-mutar dulu di Madura," ujar Wagub Jatim Saifullah Yusuf yang terbang lebih dulu dibanding penerbangan rombongan gubernur.

Kehadiran para pejabat dari Surabaya itu disambut hangat Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan wakilnya, Yusuf Widyatmoko. Maklum, Azwar Anas termasuk ikut membidani realisasi penerbangan komersial Surabaya-Banyuwangi dan Banyuwangi-Denpasar itu.

Menurut Anas, rute penerbangan dari dan ke daerahnya tersebut merupakan jawaban atas tantangan Gubernur Soekarwo terhadap dirinya saat dilantik menjadi bupati Banyuwangi. "Saya diminta gubernur untuk segera mengoperasikan Bandara Blimbingsari. Saya lalu menargetkan sebelum 2011 dan alhamdulillah hari ini sudah terealisasi," paparnya.

Banyuwangi mencatat sejarah baru. Mulai kemarin (29/12), Bandar Udara Blimbingsari bisa melayani penerbangan komersial Surabaya-Banyuwangi dan Banyuwangi-Denpasar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News