Ketika Jokowi (Dahulu) Memilih Ma’ruf Amin
Oleh: Sonny Majid
Kembali ke soal kabinet. Komposisi yang ada sekarang, berangkat dari perkiraan jauh sebelumnya, bahwa adakalanya nanti Jokowi akan berhadapan dengan sekutu politik yang sekarang menjadi musuh politik baru. Sementara musuh politik dari pihak oposisi kini tengah bermanuver dengan sesama musuh politik Jokowi. Inilah fase bergaining politik yang sangat membebani Jokowi.
Jokowi akan kembali memainkan simbolisasi. Sebagaimana dahulu ketika Ma’ruf Amin punya dampak besar terhadap setting politik Jokowi. Sekalipun Ma’ruf Amin tidak berpartai dan tidak diperhitungkan dalam hitungan politik. Tetapi yang perlu diingat, Ma’ruf Amin punya kekuatan semiotik yang sangat besar pengaruhnya.
Sebagai penutup, saya ingat perkataan seorang kawan ketika dia berusaha meyakinkan kepada saya, Jokowi dalam menentukan menteri-menterinya nanti, penilaian tertingginya adalah integritas dan loyalitas. Faktanya, justru tidak.***
Penulis adalah Pengajar di Universitas Pamulang.
Banyak yang mengira, Mahfud MD-lah yang dipilih. Ternyata meleset, di penghujung Jokowi justru mengambil KH Ma’ruf Amin (KMA) yang secara kuantitatif hitungan lembaga survei berada di posisi bontot, kalah jauh dari Mahfud MD.
Redaktur & Reporter : Budi
- Kunjungi Pasar Buah Berastagi, Presiden Jokowi Belanja Jeruk, Mangga hingga Kentang
- Wapres Ma’ruf Amin Adakan Halalbihalal Idulfitri 1445 H, Sejumlah Menteri Hadir
- Presiden Tak Salahi Aturan Anugerahi Prabowo Kenaikan Pangkat Istimewa
- Jokowi Sebut Bantuan Beras Cuma Ada di Indonesia
- Jokowi tak Tahu Seblak, Tanya Jenis hingga Harga Seporsinya
- Pesan untuk Sukarelawan Pendukung Jokowi, Butet Kartaredjasa: Stop Cari Muka!