Ketika Peraih Nobel Kedokteran dari AS Kunjungi Indonesia
Shock Lihat Video Balita Piawai Merokok
Rabu, 11 Juli 2012 – 00:22 WIB

Peraih Nobel untuk penelitian kanker, Dr. Harold Varmus di gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Senin (9/7). Foto : Sekaring Ratri A/Jawa Pos
"Memang, mengajak orang berhenti merokok tidak mudah. Tapi, pendekatan yang baik serta penjelasan yang logis tentang bahaya merokok bisa mengurangi pemakaian tembakau dengan dramatis. Siapa sih yang mau sakit," papar Varmus.
Yang terpenting, lanjut dia, ada aturan tegas terkait dengan pemakaian tembakau untuk melindungi kesehatan masyarakat, khususnya para remaja dan anak-anak. Suami Constance Louise Casey itu mengatakan, upaya menanggulangi rokok melalui regulasi cukup berhasil di Amerika.
Berdasar penelitian di sana, peningkatan konsumsi rokok berjalan seiring dengan peningkatan kasus kanker, baik pada laki-laki maupun perempuan. Namun, sejak diberlakukannya peraturan yang ketat mengenai rokok, kasus kanker yang semula meningkat drastis, berangsur-angsur turun seiring berkurangnya konsumsi rokok.
Meski begitu, Varmus tidak menyarankan adanya larangan untuk membeli produk tembakau. Bahkan, menurut dia, larangan itu justru suatu kesalahan besar.
Ilmuwan Amerika peraih Nobel Prize 1989 berkat penelitiannya tentang kanker, Dr Harold Varmus, terkejut mengetahui banyaknya perokok di Indonesia.
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu