Ketika Polda Sumsel Merekrut Enam Penghafal Alquran Menjadi Polisi
Sempat Nyaris Mundur saat Diminta Melepas Jilbab
Bagi Rizka, menjadi hafiz membuat tanggung jawabnya menjadi besar. Dia pantang melakukan sejumlah hal yang berpotensi membuat hafalannya hilang. ”Misalnya, pacaran. Itu bisa membuat hafalan hilang,” urainya.
Rizka pernah kehilangan hafalannya cukup banyak. Yakni, saat dia belum menjadi polisi. Kala itu dia pergi dengan sejumlah rekannya untuk bersenang-senang. Akibatnya, dia sampai lupa waktu dan tenggelam dalam sukacita. Dia bersedih saat mengetahui hal itu.
’’Alhamdulillah, saya punya mentor yang luar biasa sabar. Beliau seorang tunanetra, tapi mampu memberi saya motivasi untuk tidak menyerah,’’ jelas Rizka.
Saat ini enam polisi hafiz itu tinggal di kediaman Mudholal. Mereka tidak hanya dibina dalam hal hafalan, namun juga kemampuannya yang lain. Contohnya, menjadi qari, dai, dan kemampuan sejenis.
Karo SDM Polda Sumsel Kombes Mustaqim menuturkan, ide merekrut para hafiz dan hafizah itu lahir setelah Mabes Polri memberlakukan inovasi dalam sistem perekrutan anggota Polri. Mabes Polri mengizinkan jajaran polda untuk merekrut polisi dari jalur prestasi. Baik prestasi olahraga, ilmu pengetahuan, maupun seni budaya.
Menurut Mustaqim, hafiz termasuk salah satu talenta yang tidak hanya hebat, namun juga mulia. Dia lalu meminta stafnya untuk berburu hafiz ke pesantren-pesantren di Sumsel. Hasilnya cukup memuaskan. ’’Ini adik-adik angkatannya (angkatan Husein cs) juga sedang dalam proses rekrutmen,’’ tuturnya.
Setelah hafalan enam hafiz tersebut tuntas, polda memiliki program untuk mengembalikan mereka bertugas di daerah asal. Dalam budaya masyarakat Sumsel, polisi yang berasal dari daerah setempat akan lebih mudah diterima masyarakat. Apalagi, polisi tersebut memiliki basis agama yang kuat.
’’Ini juga membuktikan bahwa masih banyak polisi yang baik,’’ lanjut perwira dengan tiga melati di pundak itu. (*/c5/c10/ari
Sejak tahun lalu, Polda Sumatera Selatan membuat terobosan dalam merekrut polisi baru. Yakni, melalui jalur hafiz atau penghafal Alquran. Mereka
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor