Ketika Teknologi Nenek Moyang Indonesia Diuji di Laut

Ketika Teknologi Nenek Moyang Indonesia Diuji di Laut
Rute napak tilas Jalur Kayu Manis (merah). Foto: The Borobudur Ship Expedition.

jpnn.com - SEKADAR mengingatkan, ini serial ke empat dari rangkaian kisah pelayaran kapal layar bercadik. Kapal yang dibangun berdasarkan relief Candi Borobudur. 

Kapal kayu itu menapaktilasi Jalur Kayu Manis, rute perdagangan nenek moyang orang Indonesia ke Madagaskar, melampaui Tanjung Harapan hingga Pantai Barat Afrika Selatan. 

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network  

17 Agustus 2003. Perahu Borobudur berlayar seiring matahari merangkak naik. Pagi baru menjelang. Selamat tinggal Jakarta. 

Dua hari kemudian, kapal tradisional yang panjangnya hanya 18.29 meter, lebar 4.25 meter dan tinggi 2.25 meter itu memasuki Samudera Hindia. 

Haluan menuju Seychelles. Angin bertiup kencang. Perahu melaju dengan kecepatan rata-rata 8 knot. 

Kian ke tengah samudera, ombak kian membesar. Nyaris sepuluh meter. Kelihaian Kapten Putu sebagai nakhoda diuji. 

"Yang penting jaga komunikasi baik dengan anak buah. Kalau tak ada anak buah, mana bisa berangkat sendiri. Kita bikin suasana menyenangkan," Pak Putu berbagai kisah pada JPNN.com, baru-baru ini.   

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News