Ketika Warga Indonesia Antre Tiket Piala AFF di KBRI Kuala Lumpur

Aisha Gemas kepada Irfan Bachdim, Mahasiswa Relakan Uang Jajan

Ketika Warga Indonesia Antre Tiket Piala AFF di KBRI Kuala Lumpur
Foto: Charlie L/Indopos
Di antara kerumunan massa yang sejak pagi buta menjejali KBRI, terdapat dua TKI yang berpakaian proyek. Mereka mengenakan bot dan helm berwarna kuning. Bagian bawah celana dimasukkan ke sepatu proyek tersebut, yang berlepotan noda semen yang sudah mengering. Penampilan mereka termasuk yang menarik perhatian di antara pengantre lain. Keduanya memang pekerja proyek bangunan yang juga berburu tiket pertandingan final antara timnas Indonesia dan tuan rumah Malaysia.

Dua pekerja proyek itu adalah Kholidin, 40, asal Mojokerto, dan Miftakhul, 34, asal Lamongan. Mereka adalah TKI yang mengerjakan sebuah bangunan di Kuala Lumpur.

"Kami sengaja datang pagi-pagi dengan pakaian seperti ini agar cepat dapat tiket. Begitu tiket di tangan, kami langsung kerja," kata Kholidin, diiyakan oleh Miftakhul.

Kebetulan, mereka mendapatkan garapan proyek pembangunan gedung yang tak jauh dari KBRI. Dengan mruput antre di depan loket penjualan, mereka berharap bisa tetap bekerja seperti sediakala.

Pagi itu, Kholidin membeli lima tiket, sedangkan Miftakhul membayar empat tiket. "Itu titipan teman-teman. Daripada mereka ikut antre semua di sini, lebih baik kami yang membelikan tiket. Tidak enak dengan mandor di tempat kerja kalau semua tidak terlihat di tempat proyek," ungkap Miftakhul.

Mulai kemarin (23/12), panitia pelaksana leg pertama final Piala AFF 2010 membuka lima loket penjualan tiket di KBRI Kuala Lumpur. Suasananya tak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News