Ketika Warga Miskin RI Luput dari Penanganan COVID-19

Ketika Warga Miskin RI Luput dari Penanganan COVID-19
Warga Muara Baru, Jakarta Utara, Herdayati (48) bersama putri kembarnya Zianca Salsabila Bilqis (7) dan Vianca Salsabila Balqis (7). (REUTERS: Willy Kurniawan)

"Situasinya mengerikan," ujar Eny Rochayanti, koordinator LSM tersebut.

Pemerintah berupaya meredam dampak ekonomi dengan meluncurkan paket bantuan bagi rakyat miskin.

Tanpa bantuan ini, menurut Bank Dunia, 5 juta orang bisa jatuh di bawah garis kemiskinan $32,59 (sekitar Rp400 ribu) per bulan tahun lalu.

Pemerintah juga memiliki rencana menambah 8.000 tempat tidur rumah sakit serta meningkatkan jumlah tenaga kesehatan dan pasokan oksigen.

Sabtu pekan lalu, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengakui adanya dampak yang tidak proporsional pada orang miskin, dan meminta maaf "jika (kebijakan pemerintah) tidak optimal".

Ekonom Arief Anshory Yusuf menjelaskan, urbanisasi berlangsung dengan cepat selama 20 tahun terakhir, tanpa adanya pekerjaan formal yang cukup untuk menopang arus masuk penduduk ke perkotaan.

Sementara itu, investasi pemerintah dalam sistem kesehatan minim, sehingga layanan medis sangat bergantung pada rumah sakit swasta yang tidak mampu dijangkau oleh penduduk miskin.

"Orang-orang ini tinggal di lingkungan yang padat di mana COVID menyebar dengan mudah," kata Arief.

Di Muara Baru, kawasan padat penduduk di Jakarta Utara, belakangan ini sering terdengar lelucon pahit tentang istilah PPKM

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News