Ketua Banggar DPR: Desain RAPBN 2023 Realistis dan Mitigatif

Ketua Banggar DPR: Desain RAPBN 2023 Realistis dan Mitigatif
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah. Foto: Humas DPR RI

Said mengatakan ekspor dan impor sangat memengaruhi atas permintaan ekonomi. Risiko serupa potensial kita hadapi pada pasar keuangan dalam negeri.

“Tanda-tanda capotal outflow terus berjalan, khususnya pada negara-negara emerging market. Hingga Agustus 2022 ini modal keluar telah mencapai Rp 126 triliun year to date,” ujar Said.

Kedua, respons kebijakan sejumlah negara maju menahan laju inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan secara serial membuat tekanan pada sektor moneter.

Said menyebut The Fed Rate setidaknya telah menaikkan suku bunga acuan hingga 225 basis point sejak awal tahun ini.

Dua pukulan sekaligus kita terima, pertama tren kenaikan Yield SBN 10 tahun terus merambat naik sejak awal tahun dan memuncak pada Juli lalu yang mencapai 7,30 persen. Kedua kecenderungan nilai tukar rupiah terhadap US Dolar juga naik.

Efek terhadap kedua pukulan pada sektor keuangan ini berkonsekuensi kita harus menanggung biaya dana (cost of fund) yang naik.

Kendati rasio utang pemerintah perlu Juli 2022 menunjukkan penurunan ke level 37,91 persen PDB. Tetap saja kecenderungan kita menghadapi kewajiban imbal hasil SBN yang cenderung naik.

“Permintaan terhadap USD sebagai kewajiban pembayaran utang dan perdagangan, termasuk di pasar keuangan mengakibatkan penyediaan dana untuk USD akan lebih mahal,” ujar Said yang juga Ketua Bidang Perekonomian DPP PDI Perjuangan ini.

Ketua Badan Anggaran DPR RI mengatakan desain APBN 2023 harus mencerminkan beberapa program strategis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News