Ketua DPD PDIP Tegaskan Keputusan Capres dan Cawapres di Tangan Bu Mega
Bagi kader PDIP Jabar, lanjut Ono, soal capres-cawapres tidak lebih penting daripada konsolidasi struktur, mesin kepartaian, dan pengorganisasian rakyat.
Dia pun mengingatkan semua pihak juga harus memahami slogan ‘jas merah’ alias jangan sekali-kali melupkan sejarah. PDIP, kata dia, akan selalu belajar dari pengalaman.
Dalam konteks itu, lanjut Ono, pada Pilpres 2014 lalu, Megawati Soekarnoputri memutuskan Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres enam bulan sebelum pemilihan.
Tidak seperti saat ini, yang mana sejumlah pihak berusaha ‘memaksa’ partainya buru-buru menetapkan calon.
"Kami pastikan sukarelawan di Jabar hanya akan dibentuk setelah keputusan capres-cawapres diambil oleh ibu ketua umum,” kata Ono.
Sementara, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ketika dikonfirmasi terkait persoalan-persoalan di atas menyatakan bahwa semua pernyataan itu membuktikan soliditas seluruh kader dan struktur partainya di pusat maupun daerah.
Menurut dia, hal itu seperti yang selalu dipesankan oleh Megawati Soekarnoputri bahwa menjaga kepercayaan rakyat adalah hal utama.
Hasto menegaskan hal itu bukan dilakukan dengan pencitraan tokoh semata.
Semua ketua DPD PDIP sepakat keputusan penentuan capres dan cawapres yang akan diusung PDIP berada di tangan Megawati Soekarnoputri.
- Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP, Risma Mengaku Tak Mau Sombong
- Kata Anies soal Duetnya dengan Ahok di Pilgub Jakarta
- Hasto Soal PDIP di Dalam atau Luar Pemerintahan Prabowo-Gibran: Dibahas dalam Rakernas
- Pilkada 2024: Anies - Ahok Masuk Bursa Cagub-Cawagub di PDIP
- Respons Hasto PDIP soal Duet Anies - Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024, Tidak Disangka
- Pilgub DKI: Sri Mulyani, Risma, Andika Perkasa hingga Adi Wijaya Masuk Radar PDIP