Ketua MPR Ajak PAKIN Optimistis di Tahun Politik

Ketika Indonesia di tahun 1945 sudah membincangkan demokrasi, keadilan, dan kesetaraan, dua puluh tahun kemudian banyak negara yang membincangkan hal-hal yang demikian.
“Jadi kita lebih dahulu memikirkan demokrasi dibanding dengan negara lain", paparnya.
Pria asal Lampung itu menyesalkan bila saat ini ada masyarakat atau salah satu kelompok yang bersikap irasional. Menurutnya, bangsa ini memang beragam dan majemuk.
“Nah dalam kondisi yang demikian, kita berharap bila ada masalah harus dimusyawarahkan,” tegasnya.
Menurutnya, negara ini lahir berdasarkan kesepakatan. Pancasila dan UUD harus jadi pegangan.
“Pancasila harus menjadi perilaku,” ajaknya.
Perilaku yang sesuai Pancasila menurut mantan Menteri Kehutanan itu adalah perilaku yang disinari cahaya illahi. "Bukan perilaku yang menghujat,” ungkapnya.
Pria yang akrab dipanggil Bang Zul itu mengatakan, di antara kita ada yang beda suku dan agama. “Namun kita satu saudara dalam kebangsaan,” tuturnya.
Sebagai warga negara yang bertanggung jawab, masyarakat jangan pesimistis dan masa bodoh dalam menggunakan hak politiknya.
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Bertemu Rektor Univesiti Malaya, Ibas: Pentingnya Sinergi Akademik Lintas Bangsa
- Peringati Hardiknas, Waka MPR Dorong Kebijakan Penyediaan Layanan Pendidikan berkualitas
- Kuliah Umum di Universiti Malaya, Ibas Bahas Geopolitik, Geoekonomi dan Kekuatan ASEAN
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Waka MPR Sebut Kehadiran Prabowo Saat May Day Wujud Komitmen Keberpihakan Kepada Buruh