Ketum GMNI Minta Hasto Setop Berpolemik soal Alutsista

Ketum GMNI Minta Hasto Setop Berpolemik soal Alutsista
Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Imanuel Cahyadi. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP GMNI Imanuel Cahyadi turut menyampaikan pandangannya terkait belanja alutsista yang menjadi perbincangan masyarakat pascadebat capres beberapa pekan lalu.

Dia secara khusus menyoroti Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mendesak calon presiden Prabowo Subianto meminta maaf karena menyebut Presiden Soekarno memakai alutsista bekas dalam operasi pembebasan Irian Barat.

"Sayang sekali Mas Hasto sebagai doktor lulusan Unhan (Universitas Pertahanan), menarik persoalan alutsista ini ke hal-hal yang tidak esensial, bekas atau baru salah satunya," kata Imanuel dalam keterangan tertulisnya, Minggu (14/1).

Menurut Imanuel, topik alutsista adalah tentang kegunaan. Baru atau bekas, lanjutnya, selama memiliki efek deteren sah-sah saja digunakan.

"Apalagi, Pak Prabowo sebagai Menteri Pertahanan tentu sangat paham mengenai usia pakai alutsista yang digunakan oleh pasukannya. Saya menyayangkan komentar Mas Hasto yang justru mengurangi esensi deteren dari alutsista Indonesia yang dibangun hingga saat ini," ungkap Imanuel.

Imanuel menyebut bahwa di zaman Bung Karno dahulu tak pernah ada debat alutsista bekas atau baru.

Pasalnya, sang proklamator paham bahwa Bangsa Indonesia juga butuh deterensi sebagai strategi militer dalam mempertahankan Irian Barat pada saat itu.

"Maka yang ditonjolkan adalah kuantitas dan kualitasnya. Tahun 60-an kita sudah memiliki puluhan Mig-17 (bekas), Mig-19, Mig-21, Tu-16 made in Soviet. Belum termasuk yang diterima angkatan laut dan darat."

Ketum GMNI mengapresiasi langkah Menhan Prabowo Subianto dalam proses pengadaan alutsista untuk menunjang strategi militer melalui pendekatan deterensi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News