Keunikan Masjid Rahmat yang Dibangun Sunan Ampel dari Arsitektur hingga Kaligrafinya

Keunikan Masjid Rahmat yang Dibangun Sunan Ampel dari Arsitektur hingga Kaligrafinya
HIASAN NAN INDAH: Pintu masuk Masjid Rahmat berarsitektur khas Suroboyo, yakni daun semanggi. Foto Andy Satria/Radar Surabaya/JPNN.com

Suasana adem itu salah satunya karena pengaruh arsitektur daun semanggi di bagian pagar dan pintu gerbangnya.

“Bentuk semanggi ini merupakan ikon masjid ini, Mas. Kalau untuk pencetusnya, saya kurang tahu,” ungkapnya.

Mansyur menambahkan, entah kapan desain mirip daun semanggi ini dicetuskan. Ia kurang tahu persis. Namun, menurut cerita yang didapat dari orang tua dan sesepuhnya, daun semanggi itu melambangkan Rukun Islam.

“Lengkungannya kan ada lima. Nah, itu maknanya lima Rukun Islam sebagai pedoman umat muslim,” Mansyur bercerita.

Selain daun semanggi, ada yang unik lagi di Masjid Rahmat. Di atas masjid ini terdapat bangunan kotak, seperti bentuk benteng pertahanan perang.

“Bentuknya unik. Kotak, sejenis benteng,” ungkapnya.

Mansyur mengatakan, bisa jadi bentuk benteng ini dibuat atas inisiatif si arsitek dan warga setempat kala itu.

Tujuannya untuk mengabadikan peristiwa pertempuran hebat yang terjadi di Kota Surabaya. Sebab, informasinya, ketika meletus pertempuran hebat 10 Nopember, kawasan Kembang Kuningpun terkena dampak peperangan antara penjajah dan pejuang pribumi.

Masjid Rahmat merupakan masjid tertua di Kota Pahlawan. Masjid yang dibangun Sunan Ampel pada abad 15 tersebut banyak menyimpan sejarah dan penuh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News