KH DR Idham Chalid, 10 Tahun Melawan Stroke

Kamar Dibikin seperti RS, Perawat Siaga 24 Jam

KH DR Idham Chalid, 10 Tahun Melawan Stroke
MELAYAT- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melayat ke rumah duka almarhum KH Idham Chalid. Foto: Rusman/Rumgapres
Seminggu sebelum meninggal, katanya, almarhum sempat dirawat di RS Pondok Indah karena susah bernafas. Setelah 10 hari dirawat, dokter memperbolehkan pulang. "Kondisi membaik dalam arti tidak lebih baik dari sekarang ini. Kita sudah menebak (akan meninggal). Tadinya harus operasi ginjal tapi tidak bisa karena jantung tidak kuat. Juga cuci darah tidak bisa karena jantungnya," paparnya.

Meskipun lumpuh, ayahnya sering dikunjungi rekan-rekannya. Biasanya, jika ada teman datang, almarhum suka menangis atau mengkedipkan matanya untuk berkomunikasi.

Dikatakan Syaiful, ayahnya sangat suka dengan anak kecil. Bahkan, sebagian rumahnya dijadikan sebagai kelas bagi anak TK. "Dulu waktu membangun gedung baru, TK kekurangan kelas. Akhirnya bapak bilang pakai aja rumahnya," katanya.

Syaiful sangat ingat pesan yang ditekankan orang tuanya ketika masih hidup. Pesan tersebut adalah mempertahankan Darul Maarif sebagai sekolah sosial dan tidak boleh dikomersilkan. Pesan tersebut tentunya sangat berat dilakukan. Untuk itu, uang sewa ruko di Jalan RS Fatmawati digunakan untuk mensubsidi sekolah.

Indonesia kembali kehilangan tokoh pentingnya. KH DR Idham Chalid bin Muhammad Chalid yang koma selama 10 tahun akhirnya menghembuskan nafas terakhir,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News