Khawatirkan Penyadapan, India Larang Menteri Gunakan Email Gratisan

Khawatirkan Penyadapan, India Larang Menteri Gunakan Email Gratisan
Khawatirkan Penyadapan, India Larang Menteri Gunakan Email Gratisan

jpnn.com - NEW DELHI - Khawatir jadi korban aksi mata-mata Amerika Serikat dan sekutunya, India mulai menyusun kebijakan baru untuk membantu komunikasi yang aman di antara para pejabat pemerintah, terutama dalam penggunaan email. Pasalnya, mayoritas pejabat pemerintahan yang bertanggung jawab untuk menyusun aturan masih sering menggunakan layanan mail gratis.

Hal ini diketahui publik ketika kantor Menteri IT di New Delhi, Kapil Sibal baru-baru ini mengirim email undangan ke wartawan untuk hadir pada peluncuran website pribadinya dengan menggunakan layanan email gratis. Selain itu, pejabat senior di sejumlah kementerian di India seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Informasi dan Penyiaran, sekretaris Kementerian Kesehatan, ternyata lebih familiar menggunakan Gmail, Hotmail atau Yahoo yang gratisan ketimbang  akun resmi yang disediakan pemerintah.

Namun, Sibal menolak berkomentar tentang penggunaan email dari Hotmail untuk akun resmi pemerintahan. Namun seorang birokrat senior di kementerian yang dipimpin Sibal  mengakui bahwa sang menteri secara pribadi lebih suka Gmail karena jauh lebih mudah.

"Jujur saja, kualitas email resmi kami tidak terlalu bagus. Masih perlu beberapa penyempurnaan, " tambah sumber dalam Kementerian IT India, seperti dilansir laman asiaone, Minggu (8/12).

Kondisi ini mendapat reaksi dari ahli keamanan IT, Sunil Abraham. Menurutnya, penggunaan Gmail dan email gratis sejenisnya itu sangat berisiko karena server penyedia email itu ada di AS. Sementara itu, lembaga intelijen AS,  National Security Agency (NSA) telah memasuki sistem database perusahaan penyedia email.

"Sebanyak 90 persen dari pejabat pemerintah menggunakan email pribadi untuk penggunaan resmi. Itu karena email resmi mereka tidak stabil atau lambat," imbuh Abraham, direktur eksekutif dari the Bangalore-based Centre for Internet and Society.

Seperti diketahui, NSA melalui program Muscular setiap bulan mengumpulkan data sadapan via kabel optik dan mengolah informasi menjadi metadata. Informasi yang diperoleh antara lain nama pengirim email, penerima email dan isi email. Jumlah total data yang disadap NSA dari jaringan internet Yahoo dan Google sendiri diperkirakan mencapai 180 juta item yang terdiri dari beragam data.(esy/jpnn)


NEW DELHI - Khawatir jadi korban aksi mata-mata Amerika Serikat dan sekutunya, India mulai menyusun kebijakan baru untuk membantu komunikasi yang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News