Kibarkan Bendera Oranje, Konvoi Keliling Kota
Minggu, 11 Juli 2010 – 10:14 WIB
Maluku jelas menjadi bagian dari Indonesia. Tapi, saat even akbar Piala Dunia di Afrika Selatan berlangsung, ratusan bendera Belanda berkibar di daerah penghasil rempah-rempah itu. Fanatisme atas nama ikatan sejarah masa lalu membuat Piala Dunia lebih terasa semarak di sana.
M. DINARSA KURNIAWAN, Ambon
Ribuan orang tumpah-ruah di jalanan Kota Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, 7 Juli lalu. Walau masih pagi buta, mereka tak sungkan menggeber motornya. Sebagian lainnya membunyikan petasan dan saling berteriak. Sebagian besar di antara mereka kompak mengenakan atribut tim nasional sepak bola Belanda yang didominasi warna oranye. Mereka juga mengarak bendera Belanda dengan berbagai ukuran.
Konvoi itu mereka lakukan untuk merayakan kesuksesan Belanda mengalahkan Uruguay dalam semifinal Piala Dunia 2010, sekaligus memastikan tempat di partai puncak even yang dilangsungkan di ujung selatan Benua Afrika tersebut. Suasana itu berkebalikan dengan ketika pertandingan masih berjalan. Jalanan di Kota Ambon lengang karena sebagian besar warga memusatkan perhatian di depan layar televisi di rumah masing-masing atau di rumah-rumah kopi (sebutan orang Ambon untuk kafe, Red) yang mengadakan acara nonton bareng.
Maluku jelas menjadi bagian dari Indonesia. Tapi, saat even akbar Piala Dunia di Afrika Selatan berlangsung, ratusan bendera Belanda berkibar di
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor