Kimia Farma Bangun Pabrik Garam Senilai Rp 76 Miliar

Kimia Farma Bangun Pabrik Garam Senilai Rp 76 Miliar
Ilustrasi. Foto: dokumen JPNN

Di bidang kosmetik, garam farmasi kerap menjadi bahan campuran dalam pembuatan sampo dan sabun.  

”Kebutuhan garam farmasi untuk infus meningkat signifikan karena terdongkrak BPJS Kesehatan,” ucapnya.     

Saat ini harga garam farmasi impor mencapai Rp 20 ribu per kg. Sementara itu, garam farmasi dari Kimia Farma hanya dibanderol Rp 13.500 per kg. Selama ini, industri farmasi di Indonesia mengimpor garam farmasi dari Selandia Baru, Jerman, Tiongkok, Australia, dan India.  

Industri farmasi di Indonesia masih bergantung pada bahan baku impor 95 persen. 

”Selain garam farmasi, kami mengembangkan bahan baku obat lainnya. Misalnya, singkong untuk campuran pil dan kapsul,” tutur Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang.  

Dia menyebutkan, pasar farmasi dalam negeri mencapai Rp 66 triliun tahun ini. Pada 2025, pasar farmasi dapat berkembang hingga mencapai Rp 700 triliun. Rp 450 triliun berada di pasar domestik dan sisanya menyasar pasar ekspor. (ers)


JAKARTA - PT Kimia Farma (Persero) Tbk kembali menginvestasikan modalnya untuk pembangunan pabrik garam senilai Rp 76 miliar tahun ini. Pabrik garam


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News