Kinerja Perbankan Nasional Terbaik di Regional

Kinerja Perbankan Nasional Terbaik di Regional
TEKNOLOGI BARU: Karyawan bank swasta mengoperasikan layanan video banking di salah satu mall di Surabaya. Fasilitas ini adalah terobosan memudahkan nasabah bertransaksi. (Beky Subechi/Jawa Pos)

jpnn.com - DI tengah tekanan ekonomi global dan pengetatan moneter, perbankan Indonesia masih mampu melaju kencang. Sebab, pangsa pasar di tanah air sangat besar dan belum banyak tergarap. Bisnis perbankan pun dinilai banyak pihak tetap mencetak untung besar.

*****

Sejak pertengahan 2013, Bank Indonesia (BI) mulai menaikkan suku bunga acuan (BI rate). Secara bertahap, BI rate yang sempat berada di level 5,75 persen naik hingga saat ini menyentuh 7,5 persen. Salah satu tujuan menaikkan BI rate tersebut adalah mengendalikan laju kredit perbankan.

Industri dengan aset 78,5 persen dari total lembaga keuangan itu dinilai terlampau agresif menyalurkan kredit. Karena itu, pembiayaan sektor riil lambat laun diperlambat. Semula, pertumbuhan mencapai lebih dari 21 persen. Kini akselerasinya ditekan hingga 16–17 persen. Tidak pelak, kondisi perbankan saat ini dihadapkan pada situasi persaingan dana yang ketat.

Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah menuturkan, beberapa bank terlihat masih mendahulukan kenaikan kredit. Dalam upaya meningkatkan kredit, bank harus mencari dana lebih besar. Caranya, mengerek bunga deposito agar nasabah tertarik menyimpan dana.

Umumnya, suku bunga deposito yang meningkat signifikan tersebut ditujukan untuk nasabah dengan dana lebih dari Rp 25 miliar. ’’Itu menunjukkan beberapa bank masih mendahulukan keinginannya menjaga pertumbuhan kredit. Padahal, kami sudah mewanti-wani jangan sampai kredit naik tinggi saat ekonomi melambat. Nanti NPL (rasio kredit bermasalah) naik,’’ tuturnya.

Namun, dia menilai perang bunga simpanan tidak akan terjadi berkepanjangan. Bunga diprediksi stabil di level tertentu. ’’Tentu kami bakal memantau. Kami juga tak akan diam melihat suku bunga naik terus tak terkendali, lalu bank masih mengejar kredit,’’ jelasnya.

Memang, selama ini bank cenderung mengorbankan margin. Margin bank diturunkan karena bank ingin mengejar dana dengan menambah atau memberikan insentif kenaikan bunga. Padahal, bunga pinjaman belum naik. Kenaikan bunga pinjaman punya kecenderungan lebih lambat ketimbang kenaikan bunga simpanan.

DI tengah tekanan ekonomi global dan pengetatan moneter, perbankan Indonesia masih mampu melaju kencang. Sebab, pangsa pasar di tanah air sangat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News