Kini, Alunan Ngaji para Santri tak Lagi Diganggu Suara Keras Dangdut Koplo

Kini, Alunan Ngaji para Santri tak Lagi Diganggu Suara Keras Dangdut Koplo
Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos

Untung, saat ini godaan seperti itu sudah berkurang. ”Anak-anak bisa lebih fokus mengajinya,” ujar pria lulusan Universitas Jember tersebut.

Tak dimungkiri, ada santri yang tidak kuat menahan godaan sekitarnya. Salah seorang santri putus sekolah dan putus mondok. ”Siska (bukan nama sebenarnya) tenggelam ke lembah hitam karena tinggal satu atap dengan salah seorang PSK Dolly,” tuturnya.

Padahal, kenang Rofi’, Siska merupakan siswi yang pintar mengaji. Berasal dari keluarga kurang mampu, pesantren menyekolahkannya dari SD sampai SMK. Tapi, kemudian gadis cantik tersebut tinggal bersama salah seorang PSK di rumah kos.

Dia teperdaya dengan godaan materi yang diperoleh mbak PSK. Jadilah Siska masuk ke lembah hitam dan akhirnya hamil. Pupus sudah masa depan Siska. Kini dia harus bergulat dengan kehidupan yang keras, menjadi ibu di usia muda.

Lain lagi dengan kisah Jaka (bukan nama sebenarnya). Jaka merupakan anak seorang warga di lingkungan lokalisasi. ”Jaka merupakan anak yang rajin mengaji, tetapi tiba-tiba menghilang dari kelas,” cerita Rofi’.

Semua pengajarnya sudah berusaha mencari dan menemui orang tua Jaka. Rupanya, Jaka mengakrabi mucikari dan PSK. Jadilah sekarang Jaka penuh tato dan tidak pernah berhenti menenggak minuman keras.

Menurut Rofi’, kondisi lingkungan memang menjadi poin penting dalam perkembangan anak. Jika lingkungannya buruk, harus ada penangkal yang buruk. Kalaupun tidak kuat sebagai pagar penangkal, pesantren itu digunakan sebagai media untuk mengenalkan sisi kebaikan yang seharusnya mereka nikmati.        

Saat dikunjungi Jawa Pos Senin (18/5), pesantren tersebut sedang mengadakan ujian kenaikan tingkat. Para santri didampingi ustad dan ustadah berkualitas. ”Semua guru memiliki sertifikat tilawati,” ujar Muhammad Nasikh, pengelola yang bertanggung jawab sebagai pembina harian pesantren tersebut.

KAWASAN Putat Jaya berubah sejak 18 Juni tahun lalu. Sejak lokalisasi ditutup Pemkot Surabaya, tampilan Putat Jaya layaknya kampung pada umumnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News