Kiprah Prajurit TNI di Perbatasan, Sungguh Luar Biasa

Kiprah Prajurit TNI di Perbatasan, Sungguh Luar Biasa
BOKS Personel Yonif 725 Woroagi Sultra bersama-sama warga membangun rumah adat di Atambua, NTT saat mereka bertugas melakukan pengamanan perbatasan NKRI-Timor Leste, April 2016. Foto: Yonif 725 Woroagi for Kendari Pos/JPNN.com

Berbagai jenis penyakit yang diderita masyarakat perbatasan. Yang paling dominan penyakit gatal-gatal karena kesulitan air bersih. Jangankan untuk bercocok tanam, untuk minum saja kesulitan air bersih. 

Bukan hanya masyarakat yang kesulitan sumber air bersih,  anggota di pos-pos perbatasan juga susah peroleh air bersih. "Ada sumber air tapi jauh jaraknya. Makanya kami bantu melakukan pemasangan pipa. Dengan begitu ada sumber air untuk masyarakat," katanya.

Ia mengatakan pernah mengajukan permohonan bantuan kepada lembaga perbankan dan telkomsel. Alhasil, diberikan bantuan untuk melakukan pembinaan masyarakat setempat, semisal melakukan pemasangan pipa sebagai aliran sumber air bersih untuk masyarakat. 

Karena Yonif 725 berasal dari Sultra dengan ciri khas jambu mete, makanya di Atambua dikembangkan komoditi itu. Bukan menanam pohonnya tapi meningkatkan harga jualnya. Daerah itu memiliki banyak produksi jambu mete, tapi tidak dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Mereka tidak mengolah biji jambu mete agar nilai jualnya bertambah. 

Mereka hanya gunakan buah jambu mete untuk pakan babi. Biji mete yang telah dikupas jika dijual tanpa melakukan pengolahan lebih dulu, harganya mencapai puluhan ribu per kilo. 

Melihat produksi jambu mete yang berlimpah, Nurman mulai memikirkan cara untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui jambu mete. Ia pun memutuskan untuk mengajar masyarakat cara mengolah biji jambu mete sebelum dipasarkan agar harga jualnya jauh lebih tinggi.  "Kita dampingi mereka untuk mengolah biji jambu mete dan mereka sangat antusias. Harga jualnya bisa naik beberapa kali lipat," katanya.

Selama 9 bulan plus 10 hari bertugas di perbatasan, beberapa istri anggota melahirkan. Jumlah istri TNI yang melahirkan ketika sang suami bertugas cukup banyak namun ia mengaku tidak tahu secara pasti. 

"Saya hanya dengar kabar ada istri anggota yang melahirkan. Di markas ada komando rumahan (Korum) di dalamnya ada perwira, bintara dan tamtama yang tetap tinggal untuk menjaga keluarga anggota yang bertugas. Personel kesehatan ada juga yang tetap di markas," katanya. 

PERLU strategi untuk membangkitkan nasionalisme masyarakat di wilayah perbatasan. Konsep yang diterapkan Batalyon Infanteri (Yonif) 725 Woroagi,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News