Kisah 2 PNS Jadi Detektif untuk Ungkap Praktik Dokter Gadungan

Kisah 2 PNS Jadi Detektif untuk Ungkap Praktik Dokter Gadungan
Ilustrasi. Foto: AFP

Ternyata, pembayaran sebesar Rp 1 juta ke atas untuk sekali berobat juga dirasakan pasien lainnya.

Waktu berobat, setidaknya ada enam pasien serupa di dekatnya. Mereka juga dikenakan tarif rata-rata di atas Rp 1 juta.

“Bahkan ada yang bayar Rp 1,8 juta. Rata-rata para pasien harus bayar di atas Rp 1 juta. Mau saja mengeluarkan duit besar, seperti disirep (hipnotis) kami. Curiga kami, Junaidi punya ilmu hipnotis,” tuturnya.  

Dalam keadaan curiga tersebut, Rudi akhirnya berinisiatif menelepon Ade. Koleganya tersebut masih berada di kantor Perbatasan Entikong, Sanggau.

Tanpa dikomando, Ade langsung bertanya apakah dokternya bernama Junaidi tinggal di Sungai Rengas, Kubu Raya.

Sebab, Ade juga menjadi korban dari praktik Junaidi bahkan sakitnya makin bertambah parah.

“Saya mengiyakan saja. Pak Ade langsung menyuruh saya jangan berobat lagi. Junaidi itu dokter gadungan. Pendidikannya tidak ada ke dokter. Kalau tak salah hanya tamat SMP. Bahkan Junaidi pernah bekerja sebagai penjaga sekolah,” ceritanya.

Geram mendengar kisah tersebut, akhirnya Rudi dan Ade bersepakat mengusut. Keduanya bertemu di Pontianak.

PONTIANAK – Kisah penangkapan dokter gadungan bernama Junaidi oleh Kodam XII Tanjung Pura di Desa Sungai Rengas, Kubu Raya sangat menarik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News