Kisah Anak Muda Indonesia Bertahan di Australia Sebagai Pekerja Gandum

Kisah Anak Muda Indonesia Bertahan di Australia Sebagai Pekerja Gandum
Caecilia Chanata dan Tantan Mukti mencari pengalaman baru dengan bekerja membantu panen gandum di Australia. (ABC New England North West: Donal Sheil)

Penutupan perbatasan internasional menyebabkan terjadinya kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian Australia tahun ini. Dua orang asal Indonesia termasuk di antara sedikit pekerja yang masih bertahan.

  • Perusahaan sektor pertanian Graincorp menghasilkan panen berlimpah tahun ini tanpa pasokan pekerja backpacker
  • Sejumlah pekerja backpacker tetap bertahan di tengah pandemi, termasuk dua anak muda asal Indonesia
  • Mereka mengatakan bekerja membantu panen gandum untuk mencari pengalaman yang akan dibawa pulang ke negaranya

 

Mereka adalah Tantan Mukti dan Caecillia Chanata, yang bekerja untuk perusahaan terbesar penampungan panen gandum di pesisir timur Australia, GrainCorp.

Tahun ini perusahaan tersebut menghasilkan panen terbanyak dalam beberapa tahun, diperkirakan mencapai 12 juta ton.

Negara bagian New South Wales (NSW) telah menghasilkan 4 juta ton gandum, lebih banyak dari total nasional tahun lalu, sementara masa panen pun masih ada beberapa minggu lagi.

Tantan dan Ceacillia bekerja di Croppa Creek sebuah desa di kawasan utara NSW, sekitar 673 km dari ibukota Sydney.

Pengalaman berbeda

Setelah liburan dua minggu di Sydney, bekerja sebentar di Adelaide, kemudian bekerja menanam pohon di pertanian kemiri terbesar di Australia, Tantan akhirnya tiba di Croppa Creek dan langsung sibuk membantu panen biji gandum.

"Kami menikmati kegiatan panen di sini, tidak bikin stres. Kami sangat menyukainya," katanya.

Penutupan perbatasan internasional menyebabkan terjadinya kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian Australia tahun ini

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News