Kisah Anak PSK Dolly yang Jadi Relawan Bapemas KB

Curhat, Tulis Surat ke Wali Kota

Kisah Anak PSK Dolly yang Jadi Relawan Bapemas KB
DUKUNGAN PENUH: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama anak PSK Dolly yang saat ini menjadi relawan bapemas KB. (Juneka/Jawa Pos)

Ketika duduk di bangku sekolah dasar dia mulai berani bertanya langsung soal pekerjaan yang dilakoni ibundanya. Jawaban yang dia terima ketika itu, ibunya adalah pelayan restoran di pusat kota. Dalam kesempatan lain dia juga menanyakan ulang profesi yang digeluti ibunya hingga tak pulang tiap hari. Tak jarang, setelah dua pekan baru pulang. Itu pun sehari saja. Sang ibu hanya menjawab sedang kerja di kafe. Mungkin ibunya ingin dia tumbuh seperti anak-anak lain.

Tapi, rahasia pasti terbongkar juga. Ayu akhirnya sedikit demi sedikit mengetahui profesi yang dipilih ibunya untuk mengais rupiah. Dia mendengarnya dari tetangga di kiri dan kanan rumah. Ibunya kerja malam di wisma sebagai pelayan laki-laki hidung belang. ”Saat pertama kali dengar selentingan itu saya sudah SMP,” kata dia.

Menjadi anak seorang PSK tentu bukan idaman siapa pun. Dalam keresahan hati yang semakin dalam itu, dia memberanikan diri mengklarifikasi langsung kepada kerabatnya. Bak petir di siang bolong, jawabannya bikin Ayu kaget bukan kepalang. Harus menerima kenyataan begitu pahit. ”Sangat down sekali saat itu. Mangkel,” tutur dia.

Dia butuh waktu lama untuk bisa menerima kenyataan. Tapi, dia mencoba untuk bisa tegar. Ayu ingin seperti anak-anak lain yang ceria menatap masa depan. Punya harapan dan cita-cita setinggi langit.

Dia mengatakan pernah bertanya secara langsung kepada ibunya. Tapi, Ayu tak pernah mendapatkan penjelasan yang gamblang secara langsung dari orang yang melahirkannya itu. ”Mama malahan marah-marah kalau disinggung soal itu,” ujarnya.

Namun, Ayu akhirnya mulai berpikir dewasa. Dia juga tak ingin menyakiti ibunya. Dia pun cuek dengan kondisi yang menimpanya.

Tapi, di balik kemarahan ibunya itu sebenarnya Ayu tahu betul bahwa ibunya sangat sayang kepadanya. Pernah suatu saat dia diminta mengantarkan ibunya ke wilayah lokalisasi Dolly-Jarak. Namun, Ayu tak diajak masuk secara langsung ke tempat kerja ibunya. Sang ibu tak mau Ayu juga terjerumus ke lembah hitam bisnis prostitusi. ”Saya diminta menunggu agak jauh. Mama jalan kaki, mau mengambil pakaian yang tertinggal,” terang dia.

Dia sebenarnya juga semakin kasihan kepada ibunya. Apalagi saat ibunya harus masuk rumah sakit. Ayu mengaku sudah tahu bahwa ibunya terjangkit penyakit HIV/AIDS. Dia mencari informasi soal penyakit itu dari internet dengan mencocokkan tanda-tanda yang dialami ibunya. ”Tiga kali saya menemani mama opname,” ujarnya.

Penutupan lokalisasi Dolly-Jarak menyimpan kisah-kisah mengharukan. Banyak anak yang terselamatkan dari dampak buruk lokalisasi itu. * * * PEREMPUAN muda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News