Kisah Carol Samola, Awalnya Terkejut saat Dikasih Tahu Anaknya Autis

Kisah Carol Samola, Awalnya Terkejut saat Dikasih Tahu Anaknya Autis
Carol Samola, Kepsek Sekolah Autis Permata Hati Manado bersama Rizky Korompis, siswa yang berhasil ikut UNBK. Foto: Mesya/JPNN.com

Berkaca dari kisah Marcell itu Carol pada 2005 membangun sekolah khusus anak autis. Bermodalkan semangat membantu anak-anak autis, Carol mengajak beberapa temannya yang juga punya anak autis membuka sekolah. Di awal-awal, hanya tujuh anak yang ikut. Kini jumlah siswanya hampir 200 orang.

Tidak mudah mengelola sekolah autis. Namun, bagi pemimpin Yayasan Marcellino Josias, niatnya menolong anak-anak autis dari keluarga tidak mampu lebih besar.

Dari sekitar 200 siswa, lebih dari 50 persen berlatarbelakang kurang mampu. Itu artinya mereka tidak bisa membayar dana selama bersekolah.

Anak-anak autis ini mulai belajar dari pukul 08.00 hingga 17.00. Tidak seperti layaknya sekolah umum, anak-anak autis lebih banyak diberikan terapi. Seperti toilet training, bina diri, diet makanan yang mengandung susu, gula, dan tepung, serta terapi lainnya. Kalau mereka sudah lulus dari berbagai terapi ini, bisa direkomendasikan untuk lanjut ke SLB.

Menurut Carol, menangani anak-anak austis ini harus khusus. Itu sebabnya, satu guru hanya meng-handle satu siswa. Saat ini dia hanya memiliki 12 guru. Sebelum mengajar mereka dilatih tiga bulan.

"Guru-guru ini harus punya sifat pelayanan tinggi. Mereka hanya digaji Rp 700 ribu tapi pekerjaannya sangat berat. Misalnya, ada anak autis berat. Dia enggak tahu menggunakan toilet. Akhirnya dia buang air besar di kelas. Gurulah yang membersihkannya," tuturnya.

Carol sangat beruntung memiliki 12 guru yang mencintai anak-anak autisnya. Dia pun berusaha memenuhi semua kebutuhan para gurunya.

Pernah, Carol kehabisan dana untuk membayar gaji gurunya. Maklum saja. Meski ada bantuan dari pemerintah tapi tiap hari ada saja fasilitas sekolah yang dirusak anak-anak autis ini. Akibatnya dana yang ada dipakai untuk perbaikan fasilitas kelas. Agar guru-gurunya bisa menerima haknya, Carol dan Feriyando menjual handphone kesayangannya.

Anaknya divonis menderita Autis, akhirnya Carol Samba punya kepedulian tinggi terhadap anak-anak autis, mendirikan Sekolah Autis Permata Hati Manado

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News