Kisah di Balik Tragedi Lampung Selatan

Kisah di Balik Tragedi Lampung Selatan
Kisah di Balik Tragedi Lampung Selatan
Geografis desa-desa yang dilanda konflik itu adalah, dari tepi Jalan Raya Lintas Sumatera paling pinggir adalah Desa Sagom. Dua gadis warga Desa Sagom itu diduga dilecehkan secara seksual oleh beberapa pemuda Desa Balinuraga.

Selanjutnya, lebih masuk lagi, sekitar 2 KM, setelah Desa Sagom adalah Desa Sidorejo. Makin jauh ke dalam, sekitar 2 KM setelah Desa Sidorejo adalah Desa Sidoreno. Di Desa Sidoreno penduduk asal Jawa bercampur dengan penduduk asal Bali dengan komposisi 50 persen: 50 persen. Di Desa Sidreno berdiam Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia wilayah Lampung Selatan I Made Sukindri yang rumahnya juga dibakar massa.

Setelah Desa Sidoreno, di posisi paling belakang atau terujung adalah Desa Balinuraga. Seratus persen dihuni penduduk asal Bali yang sudah menetap di sana sejak 1969 ketika program transmigrasi pertama dikonkretkan Presiden Soeharto. Ada sekitar 2.200 warga yang mendiami Desa Balinuraga itu. Terdiri atas tiga banjar, yakni Banjar Sidrahayu, Banjar Sari, dan Banjar Sukamulya. Sedangkan jalan selebar 3 meter yang menyusuri ke empat desa itu bernama Jalan Zainal Abidin Pagar Alam yang disahkan menjadi nama jalan itu sekitar setahun lalu.

Zainal Abidin pagar Alam adalah kakek dari Gubernur Lampung saat ini, Syahrudin ZP. Sebelumnya jalan yang membelah keempat desa itu bernama Jalan Raden Imba Kusuma, salah seorang anak pahlawan Lampung Raden Inten. Panglima Perang Raden Imba ini gugur di medan perang saat melawan Belanda di lokasi yang menjadi nama jalannya itu.  Seluruh desa yang disebutkan itu berada dalam wilayah Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan. 

BANYAK kisah pilu di balik tragedi Lampung Selatan. Dari suara mereka, negara, dalam hal ini aparat keamanan, seolah tidak hadir ketika warga negara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News