Kisah dr Irina Amongpradja: Dari Dokter Kini Ajari Anak-anak Pemulung

Sulap Bekas Pembuangan Sampah Jadi Sekolah Menyenangkan

Kisah dr Irina Amongpradja: Dari Dokter Kini Ajari Anak-anak Pemulung
PEDULI: Dokter Irina Amongpradja bersama para siswa di pendapa Sekolah Kami, Jl Bintara Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat. Hilmi Setiawan/Jawa Pos

Ina mengatakan, anak-anak pemulung harus keluar dari keluarga yang umumnya buta aksara. Melalui sekolah dengan sistem belajar yang menyenangkan, ujar Ina, anak-anak bisa mudah mengikuti pelajaran membaca dan menulis.

Kepada siswanya juga ditekankan pembentukan karakter. Dia juga mengajarkan penanaman karakter dengan cara berbeda. Anak mantan atase militer di Rusia almarhum Mayjen Agus Amongpradja itu mencontohkan penanaman Pancasila. ”Kami tidak memulainya dengan hafalan. Sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa, bla..bla..bla…,” kata dia.

Sebaliknya, pembelajaran Pancasila dimulai dengan praktik. Contohnya, ketika itu ada rombongan murid dari sekolah internasional yang umumnya warga negara asing. Ina menjelaskan kepada anak didiknya bahwa tamu mereka tersebut datang dari latar belakang agama berbeda-beda. ”Tetapi, kita tetap berkawan kan dengan mereka? Meskipun beda, mereka tidak jahat kan? Itulah makna dari Pancasila,” jelasnya.

Selama mendampingi anak-anak belajar bersama delapan guru lainnya, Ina mendapatkan banyak pelajaran berharga. Seperti keluh kesah yang disampaikan para siswanya. Misalnya ketika dia dicurhati salah seorang murid perempuan.

Saat itu, kepada Ina, si murid mengeluhkan sikap ayahnya. Si murid memiliki tabungan dari hasil bermain angklung bersama teman-temannya di Sekolah Kami. Uang di tabungannya saat itu sekitar Rp 3 jutaan.

Ina mengisahkan, uang tabungan tersebut tidak boleh diutak-atik, termasuk oleh orang tua, karena untuk biaya melanjutkan pendidikan ke SMA sederajat. Namun, si bapak sedang kalap dan mengancam menarik anaknya dari Sekolah Kami.

”Bapak itu bersedia tidak menarik asalkan diperbolehkan menggunakan uang dalam tabungan anaknya,” jelas Ina.

Kondisinya sangat dilematis. Sebab, ayah si murid itu pernah meminjam uang tabungan anaknya, tetapi tidak kunjung mengembalikan. Ina khawatir anak didiknya tersebut kebingungan untuk menyiapkan uang ketika masuk SMA nanti. Dengan beberapa negosiasi, akhirnya si ayah tidak jadi memakai uang anaknya itu.

SAAT titian karir sebagai dokter sudah mulai nyaman, dr Irina Amongpradja lebih memilih mengurusi anak-anak pemulung di sekitarnya. Sekolah Kami,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News