Kisah Dua Korban Meninggal dalam Kecelakaan Maut KA Logawa

Bayu Hendak Berlibur ke Surabaya, Sholeh Akan Pinjam Uang

Kisah Dua Korban Meninggal dalam Kecelakaan Maut KA Logawa
MAUT- Kecelakaan KA Logawa di perbatasan Nganjuk-Madiun Selasa (29/6) pagi mengakibatkan 6 tewas dan 75 orang luka. Foto: Hery Muda Setiawan/Jawa Pos
Menurut Danang, neneknya tidak setuju ketika Bayu hendak pergi berlibur ke Surabaya. Namun, Bayu tetap bersikeras pergi bersama dua kawannya. "Waktu itu saya juga diajak, tapi saya tidak mau. Sebab, saya baru pulang dari luar kota."

Kematian Bayu meninggalkan kepedihan mendalam di hati Danang dan neneknya. Bahkan, setelah mendengar berita kematian cucunya, Mbah Tandur memilih mengurung diri di kamar. Dia tidak mau menemui tamu atau diajak berbicara dengan siapa pun. "Mbah saya masih belum percaya Bayu meninggal. Simbah masih shock," tutur Danang.

Suasana tak jauh berbeda terlihat di rumah Sholeh, warga Jalan Kalimantan, RT 06/RW 02, Kelurahan/Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun. Keluarga pria berusia 58 tahun itu tidak tahu bahwa pria yang kerap disapa Ujang tersebut turut menjadi korban meninggal dalam kecelakaan kereta maut tersebut.

Histeria Sunarti, istri Sholeh, baru pecah ketika wartawan Radar Madiun (Jawa Pos Group) menanyakan kebenaran berita duka itu. "Benar Mbak, suami saya tadi ke Surabaya naik kereta. Katanya hendak ke saudaranya untuk nembung (pinjam, Red) uang untuk berobat. Suami saya belakangan memang sakit-sakitan," ungkap Sunarti.

DUKA mendalam dirasakan keluarga Rahmad Bayu Rianto dan Sholeh, korban kecelakaan KA Logawa jurusan Purwokerto-Jember asal Kota Madiun. Keluarga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News