Kisah Hebat Satgas Tinombala, Bergerak Senyap 11 Hari di Hutan saat Malam

Kisah Hebat Satgas Tinombala, Bergerak Senyap 11 Hari di Hutan saat Malam
Barang bukti yang diamankan polisi dan TNI dari perburuan Santoso. Foto: Raka Denny/Jawa Pos

jpnn.com - RONNY Suseno masih mengingat betul masa-masa perburuan yang sangat berat itu. Medan terjal, jalanan bercabang-cabang bekas penebang kayu, dan alat komunikasi yang sama sekali tidak berfungsi. ”Kami sering kehilangan arah,” ujarnya.

ILHAM WANCOKO, Poso

Ketika itu, awal 2015, Ronny sudah bertugas sebagai Kapolres Poso, Sulawesi Tengah. Setelah buron teroris Santoso terdeteksi berada di wilayah yang dipimpinnya, pria berpangkat AKBP tersebut mendapat tugas memimpin operasi perburuan pertama Santoso dengan sandi Camar Maleo.   

Ronny dan 200 anggotanya harus memburu Santoso cs yang berjumlah 50-an orang di kawasan hutan Bukit Biru seluas 2.400 kilometer persegi. Dan berada 1.200 meter di atas permukaan laut. 

Soal jumlah dan persenjataan, tim Polri memang lebih banyak. Tapi, soal pengenalan medan, Santoso cs lebih paham. 

”Santoso dan beberapa kawannya itu sudah sejak kecil mengenal Bukit Biru. Mereka paham betul jalur-jalur tersembunyi itu,” ungkap arek Suroboyo tersebut.

Yang dialami Ronny itu setidaknya menggambarkan mengapa dibutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun untuk bisa melumpuhkan Santoso. Medan yang dihadapi memang sangat berat.

Santoso akhirnya bisa ditewaskan tim Alfa 29 Raider Kostrad pada Senin dua pekan lalu (18/7). Tapi, keberhasilan itu jelas bukan hanya hasil kerja sebuah tim. Melainkan buah kerja sama yang apik antara TNI dan Polri yang bersatu dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala tersebut. 

RONNY Suseno masih mengingat betul masa-masa perburuan yang sangat berat itu. Medan terjal, jalanan bercabang-cabang bekas penebang kayu, dan alat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News