Kisah Herry Gunawan, Penderita Glioblastoma Multiforme alias Kanker Otak Paling Ganas

Kisah Herry Gunawan, Penderita Glioblastoma Multiforme alias Kanker Otak Paling Ganas
Herry Gunawan (44), sempat divonis hanya bertahan 6 bulan karena menderita kanker otak, saat melatih kebugaran badannya di POR Suryanaga Surabaya 21/6). Foto: Ahmad Khusaini /Jawa Pos

Karena merasakan tubuhnya yang semakin tidak beres, saat di rumah Herry menggeledah lemari dan membuka semua berkas dari rumah sakit secara sembunyi-sembunyi. Dia berusaha mencari tahu semua keterangan yang tertulis dalam berkas melalui internet.

”Saya syok dan sempat stres juga saat itu mengetahui penyakit GBM. Saya nggak percaya kenapa ini menyerang saya. Padahal, saya termasuk orang yang sering olahraga. Saya sudah mulai terbiasa fitnes sejak lama,” paparnya.

Namun, Herry menyadari bahwa kebiasaan buruknya yang lain yang mungkin menjadi pemicu GBM. Yakni makan makanan tidak sehat, begadang, dan merokok. Untuk membantu kesembuhannya, dia menjalani operasi pertama pada November 2015.

Pada pemeriksaan MRI, di otaknya masih tersisa sedikit sel kanker. Dia harus dioperasi lagi pada 2017. Selanjutnya, dia menjalani serangkaian pengobatan kemoterapi dan radiasi.

Sejak menjalani proses pengobatan, hari-harinya dilalui dengan mencoba memperbaiki gaya hidup. Herry berhenti total merokok. Makan dan tidur lebih diatur. Dia tak lagi sering makan di luar rumah. Makan makanan masakan istrinya di rumah dirasa yang paling aman.

Selain itu, Herry lebih sering fitnes. Dia yakin sebenarnya bukan penyakitnya itu yang membatasi umurnya. Sang Pencipta-lah yang mengatur umur setiap orang. Keluarga selalu mendukung kesembuhannya. Terutama istrinya. ”Tak henti-hentinya istri saya memberi semangat dan membantu saya saat sedang down,” kenang Herry.

Pemantik semangatnya yang lain adalah saat mengetahui saudaranya yang lebih muda meninggal. Hal itu semakin membuat Herry yakin penyakitnya tak menjadi penentu ajal semakin dekat. ”Kita nggak pernah tahu kapan akan mati. Belum tentu orang yang sakit akan meninggal duluan,” tutur dia.

Itu membuatnya lebih bersyukur kepada Sang Pemberi Hidup dan menjalani hayatnya tanpa takut. Hingga hampir empat tahun berselang, keadaannya jauh lebih baik. Herry tetap menjalani pekerjaan sebagai tenaga pemasaran perusahaan besi. Bedanya, dia lebih berhati-hati terhadap kesehatan.

Glioblastoma multiforme alias GBM merupakan penyakit kanker otak paling ganas, si penderita biasanya hanya mampu bertahan 8 bulan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News