Kisah Hidup Moeldoko 'Anak Dusun Yang Jadi Negarawan'

Kisah Hidup Moeldoko 'Anak Dusun Yang Jadi Negarawan'
Moeldoko. Foto; Jawa Pos.Com/JPNN.Com

Moeldoko tak pernah berhenti belajar. Selain sering mengikuti pendidikan kemiliteran di lingkungan TNI termasuk Lemhannas, Moeldoko juga terus menimba ilmu di dunia pendidikan umum. Itulah yang mengantarnya meraih gelar doktor ilmu administrasi pemerintahan dari Universitas Indonesia.

Sejak itu pada namanya selalu disematkan gelar Dr Moeldoko. Ayahnya mendidik Moeldoko dengan keras. Sementara ibunya membimbingnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Karena itu dia bisa tegas namun juga dapat memiliki empati pada lingkungannya.

Moeldoko termasuk melejit dalam karirnya.
Sejak kecil dirinya sudah bercita-cita menjadi tentara. Maka ketika lulus SMA ia kemudian masuk Akabri. Setelah lulus kariernya melejit sejak menjabat Kasdam Jaya (2008).

Pada 2010, dia mengalami tiga kali rotasi jabatan dan kenaikan pangkat mulai dari Pangdiv 1/Kostrad (Juni-Juli 2010), menjadi Pangdam XII/Tanjungpura (Juli-Oktober 2010) dan Pangdam III/Siliwangi (Oktober 2010-Agustus 2011).

Tak sampai dua bulan berikutnya, Moeldoko naik pangkat menjadi Letnan Jenderal dengan jabatan Wakil Gubernur Lemhannas.

Kemudian pada Februari 2013 Moeldoko menjadi Wakasad dan naik lagi jadi Kasad pada 22 Mei 2013 dengan pangkat bintang empat (jenderal). Lalu, tiga bulan berikutnya setelah menjabat Kasad, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkannya sebagai calon tunggal Panglima TNI.

“Sikap saya sangat jelas, tegas, dan tidak kenal kompromi dalam menjaga kedaulatan NKRI. Saya Jenderal TNI Moeldoko siap memimpin TNI," ujarnya kala itu saat fit and propertest.

Saat pensiun dari TNI, Moeldoko ditunjuk menjabat sebagai ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2017 hingga 2020.

Kisah Moeldoko ini tertuang dalam buku yang berjudul "Panglima TANI Moeldoko: Anak Dusun Yang Jadi Negarawan".

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News