Kisah Ikan Eka

Oleh Dahlan Iskan

Kisah Ikan Eka
Foto: disway.id

Eka bertanya pada Shang Ren: dalam keadaan Jakarta rusuh seperti itu apa yang harus dilakukan.

Shang Ren menjawab: kasih sayanglah yang harus dilakukan. Yang dalam bahasa Mandarin diistilahkan dengan DAAI (baca: ta ai). Hanya kalau ada 'ta ai' bisa damai.

Eka merasa pas dengan jawaban itu. Ia pulang ke Jakarta. Tidak khawatir dengan apa yang terjadi. Ia mantap dengan tekad barunya. Ia salurkan bahan makanan. Yang lagi sangat diperlukan pada situasi saat itu. Ia bagikan beras 80 ton. Dan banyak lagi.

Untuk penyalurannya ia gunakan karyawan Sinar Mas. Belum banyak aktivis Tzu Chi waktu itu. 

Tzu Chi menerima aktivis dari agama apa pun. Tidak usah khawatir akan diminta pindah agama. 

Tzu Chi tidak punya aturan sembahyang sendiri. Silakan saja sembahyang dengan cara masing-masing. Juga tidak punya tempat ibadah. Dilarang membangun rumah ibadah Tzu Chi. 

Sembahyangnya Tzu Chi adalah berbuat baik. Membantu orang. Dan menyayangi orang.

Eka sangat cocok dengan prinsip itu.

Waktu Pak Eka Tjipta Widjaja meninggal saya tidak bisa melayat. Saya lagi keliling Taiwan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News