Kisah Keluarga Para Imigran Korban Kapal Tenggelam di Prigi yang Terus Lakukan Pencarian
Terbang dari Iran, Tertipu Calo Tiket di Bandara Soekarno-Hatta
Jumat, 23 Desember 2011 – 09:19 WIB
Dalam tiga hari terakhir ini, Hotel Grand Mansion, Blitar, Jatim, mendadak fully booked. Mayoritas tamu adalah warga negara asing, mengaku sebagai keluarga para imigran yang menjadi korban kapal tenggelam di Pantai Prigi, Trenggalek, Sabtu (17/12). Di antara para imigran itu, ternyata ada tokoh oposisi Iran.
Kardono Setyorakhmadi, Blitar
BINGUNG, sedih, dan bercampur bangga. Itulah perasaan campur aduk yang kini dialami Sarry Noor ketika mengetahui berita dari The Australian News. Dalam berita itu disebutkan, ada demonstrasi di Sydney, Australia, Senin (19/12). Demonstrasi tersebut mengkritik kebijakan keras pemerintah Australia terhadap para imigran ilegal di Christmas Island.
Bukan berita itu yang membuat Sarry sedikit tersenyum. Tampaknya, ada kutipan salah seorang demonstran yang menyebutkan bahwa ada sejumlah imigran yang layak mendapat suaka. Di antaranya, Alireza Jafari, seorang aktivis prodemokrasi yang kerap mengkritik rezim Mahmoud Ahmadinedjad di Iran.
Alireza yang disebut itu tak lain adalah suami Sarry Noor, perempuan 31 tahun asal Semarang, tersebut. "Saya berharap, semoga suami saya bisa selamat," ungkap perempuan yang tinggal di Apartemen Kemayoran, Jakarta, itu.
Dalam tiga hari terakhir ini, Hotel Grand Mansion, Blitar, Jatim, mendadak fully booked. Mayoritas tamu adalah warga negara asing, mengaku sebagai
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor