Kisah Memilukan Pengguna Tinder: Diperkosa Tiga Kali di Suatu Pagi

Salah satu korbannya, Lauren (bukan nama sebenarnya), mengatakan saat Glenn dalam statu bebas bersyarat, ternyata dia terus menggoda wanita di Tinder dengan menggunakan profil berbeda-beda.
"Menakutkan sekali. Pria ini melakukan kekerasan seksual terhadap kami, dia tahu betul bahwa kami bagian dari kasusnya," katanya.
"Kami melacaknya. Rupanya dia telah memperbarui profil dengan mengubah nama, menggunakan foto yang sama, mengubah hobi dan statusnya, mengubah apa disukai dan tak disukainya."
Kebijakan Keamanan dari perusahaan induk Tinder, Match Group, menyebutkan perusahaan ini bangga karena kerja samanya dengan penegak hukum, dan "siap membantu penyelidikan apa pun".
Namun Asisten Komisaris Kepolisian negara bagian New South Wales Stuart Smith menjelaskan perusahaan aplikasi kencan daring seringkali tak memberikan informasi yang diperlukan dalam penyelidikan pelecehan seksual.
"Ada alamat surat elektronik untuk menghubungi mereka, namun selalu ada kesulitan dengan proses itu," katanya.
"Kami selalu berharap agar kerja sama dengan perusahaan aplikasi kencan ditingkatkan, dan jika tidak dapat bekerja sama, maka kami akan mencari cara legislatif."
Match Group menolak permintaan untuk wawancara, namun memberikan sebuah pernyataan:
Laporan investigasi program ABC, Four Corners dan triple j Hack, mengungkap bagaimana Tinder menjadikan para predator seksual semakin berkembang
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Polisi Temukan Fakta Mencengangkan saat Geledah Rumah Predator Seksual di Jepara
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Geledah Rumah Predator Seksual di Jepara, Polda Jateng Sita Baju hingga Alat Kontrasepsi
- Ini Tampang Predator Seksual di Jepara, 31 Anak Jadi Korban