Kisah Mesra Pelaut Makassar dan Orang Aborigin pada Masa Lalu

Kisah Mesra Pelaut Makassar dan Orang Aborigin pada Masa Lalu
Kisah Mesra Pelaut Makassar dan Orang Aborigin pada Masa Lalu

Langgeng

Hubungan dagang terus berlanjut dan para pelaut dari Makassar selalu datang setiap barra berembus, tanda musim penghujan datang. Richard mencatat bahwa riwayat kedatangan dan jual beli antara suku Yolngu dan pelaut Makassar, termasuk pengaruh yang diberikan oleh Mangathara, dicatat oleh suku Yolngu dalam serangkaian lagu yang disebut manikay.

Manikay pada dasarnya berisi pengetahuan dari para leluhur mengenai bagaimana cara suku Yolngu hidup, biasanya dinyanyikan pada saat upacara adat.

Dari manikay diketahui bahwa teripang dibeli dengan cara barter dengan sejumlah benda seperti alkohol, tembakau, beras dan senapan dari para pelaut Makassar.

Cerita turun-temurun juga mencatat benda-benda berbahan logam, misalnya kapak, kait pancing, alkohol, selimut, pedang dan senapan, sebagai hasil barter.

“Sementara itu, catatan sejarah pemerintah South Australia dan parlemen menunjukkan barang-barang yang diterima dari orang Makassar hanyalah tembakau dan beras,” tutur penulis buku “Why Warriors Lie Down and Die” ini.

Paul Thomas, dosen yang menjabat sebagai koordinator dari Indonesian Studies School of Languages, Literatures, Cultures and Linguistics dari Monash University, mengatakan bahwa pada saat itu, beras menjadi komoditas yang penting bagi suku Yolngu.

Bahkan, Paul menyebutkan bahwa para pelaut dari Makassar-lah yang memperkenalkan logam untuk pertama kalinya kepada penduduk asli Australia. Sebelumnya, segala alat kerja suku Yolngu terbuat dari batu.

Wartawan Kompas.com, Caroline Damanik, telah meliput ke berbagai pelosok Australia pada rentang 14 Mei - 15 Juni 2016 atas undangan ABC Australia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News