Kisah Ngeri Pengungsi Rohingya, Saling Bunuh di Kapal, yang Takut Berkelahi Nyebur ke Laut

Kisah Ngeri Pengungsi Rohingya, Saling Bunuh di Kapal, yang Takut Berkelahi Nyebur ke Laut
Pengungsi anak-anak dan perempuan Rohingya terlelap di tenda pengungsi di Kuala Langsa, Aceh Utara. Masa depan mereka belum jelas. (Aqwam Hanifan/Jawa Pos)

Di kamp penampungan Kuala Langsa, dua kubu pengungsi yang dulu berseteru dan saling bunuh itu kini berkumpul. Meski begitu, dendam di antara mereka masih membara.

Kepada saya, Manu dan Hasima menyatakan masih ingat betul wajah-wajah yang menghabisi keluarga mereka di atas kapal. ’’Mereka ada di sini. Mereka hilir mudik dan sering bertatap wajah dengan saya. Kebencian kepada Bangla tidak akan mudah dihilangkan,’’ tegas Hasima.

Hal yang sama dialami Jamal. Membayangkan bocah 8 tahun bertatapan dengan pembunuh keluarganya yang kini berkeliaran bebas merupakan hal yang amat mengerikan. ’’Dia ada di sini. Saya melihatnya. Saya takut kepada dia. Sangat takut,’’ katanya pelan.

’’Itu orang yang memukul saya. Itu orang yang melempar saudara saya ke laut. Itu orang yang menusuk teman saya dengan pisau,’’ ujar Abdul Rosyid, 35, warga Bangladesh yang tanpa takut menunjuk sekumpulan orang Rohingya yang duduk-duduk di sekitar kamp. (*/c5/ari/bersambung)

 


BANYAK cerita di balik terdamparnya para pengungsi Rohingya, Myanmar, yang kini ditampung di Pelabuhan Kuala Langsa, Langsa, Aceh Utara. Tidak hanya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News