Kisah Nuraini, Ibu Asuh Anak Korban Tsunami Aceh di SOS Children’s Villages

Paling Sulit Bikin Anak Mau Panggil Ibu

Kisah Nuraini, Ibu Asuh Anak Korban Tsunami Aceh di SOS Children’s Villages
BERPRESTASI: Nuraini (kanan) bersama Mistahul Jannah di sela-sela konferensi pers SOS Children’s Villages. Foto: Gunawan Sutanto/Jawa Pos

Ketika anak asuh mulai beranjak dewasa, Nuraini berusaha menjadikan mereka sebagai sahabat. Tujuannya, anak-anak itu tidak malu untuk curhat. ’’Ya, sering saya pancing mereka untuk curhat soal perasaan mereka terhadap lawan jenisnya. Ketika mereka mulai suka dandan, biasanya anak itu mulai tertarik untuk berpacaran,’’ ujar Nuraini.

Dia mencontohkan ketika menjadi teman curhat bagi anak asuhnya yang bernama Monalisa Ariska. Pelajar kelas 3 SMA itu juga salah seorang korban tsunami Aceh. ’’Saya pancing dia, apakah sudah punya pacar atau belum. Ternyata, dia mengaku tidak ingin pacaran dulu sampai lulus SMA,’’ jelasnya.

Nuraini bangga dengan Monalisa. Dia termasuk siswa berprestasi di SOS Children’s Villages karena berhasil masuk sekolah favorit di Banda Aceh, yakni SMA Negeri 1.

Nuraini juga bangga dengan semangat belajar Nova Sintia. Remaja kelahiran 1995 itu pun merupakan korban tsunami. Dia tidak mau buru-buru memutuskan menikah sebelum menyelesaikan studinya. Saat ini, Nova menempuh kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Psikologi, Banda Aceh.

’’Tapi, saya juga senang dan terharu ketika anak asuh saya menikah dan mandiri. Misalnya, Maria Ulfa,’’ ujarnya.

Meski telah berkeluarga, Maria tetap menganggap Nuraini sebagai ibu kandung. Tiap Lebaran, dia mengunjungi Nuraini dengan membawa anaknya. ’’Saya serasa sudah punya cucu,’’ katanya.

Nuraini datang ke Jakarta bersama salah seorang anak asuhnya, Mistahul Jannah. Anak korban tsunami tersebut juga termasuk yang berprestasi. Dia langganan juara kompetisi taekwondo. ’’Taekwondo termasuk kegiatan rutin di village (SOS Children’s Villages),’’ ujar Mistahul.

Kisah Mistahul sebagai survivor tsunami juga mengharukan. Dia masih ingat kejadian yang memisahkan dirinya dari ibundanya selamanya itu. Kejadian tersebut tepat seminggu setelah ulang tahunnya yang kedelapan. ’’Bukan hanya ibu, tiga saudara saya juga jadi korban,’’ papar bungsu enam bersaudara itu.

Setahun setelah tsunami menerjang Aceh pada 26 Desember 2004, Nuraini mendapat keluarga baru. Menjadi ibu asuh di SOS Children’s Villages yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News