Kisah Pasukan M, Pelaku Pertempuran Laut Pertama dalam Sejarah RI
Baru Sebulan Lalu Belanda Tahu Dalang Sesungguhnya
Rabu, 05 Desember 2012 – 08:08 WIB

KENANG JASA : Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Soeparno dan Ny Oni Markadi (baju hijau) istri almarhum Kol pur Markadi melihat dua unit ambulance sumbangan keluarga Markadi untuk TNI AL. Keluarga Markadi juga membaiayai penerbitan buku Pasukan M tentang kiprah Kapten Markadi dalam perang Banyuwangi-Bali pada 1946. Foto: Ridlwan/ Jawa Pos
Saat Sekutu dan Belanda mendarat di Bali, Overstee (Letkol) I Gusti Ngurah Rai sebagai perwira tertinggi Tentara Republik Indonesia (TRI) untuk Sunda Kecil sedang berada di Jogjakarta guna berkonsultasi dengan Markas Besar TRI mengenai pembinaan Resimen Sunda Kecil dan cara-cara menghadapi Belanda. Pendaratan Sekutu dan Belanda berlanjut hingga 3 Maret 1946.
Melihat gerak maju pasukan Sekutu dan Belanda di Bali, Resimen Sunda Kecil diperintah untuk menyiapkan serangan di Bali. Semula Overstee Ngurah Rai meminta persenjataan dari Markas TRI di Jogjakarta.
Namun, akhirnya diputuskan dikirim Pasukan Kapten Markadi dan Pasukan Kapten Albert Waroka. Mereka dikenal secara umum sebagai Pasukan M yang mengadakan operasi amfibi pertama TNI melintasi Selat Bali dari titik keberangkatan Banyuwangi ke pantai barat Pulau Bali di sekitar Jembrana.
Dalam buku Pasukan M, mengutip kesaksian I Nyoman Nirba, salah seorang anggota Pasukan M yang masih hidup, dikisahkan Kapten Markadi mempersiapkan pasukan secara serius. Anak buahnya secara disiplin berlatih untuk meningkatkan keterampilan, mulai pertempuran perorangan hingga operasi pendaratan.
Suatu hari pada April 1946, pasukan laut Indonesia yang diwakili Pasukan M (Markadi) berhasil memukul pasukan Belanda di perairan Bali. Itulah pertempuran
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu