Kisah Pasutri Berjuang Sembuhnya Putranya yang Terkena Penyakit Langka

Kisah Pasutri Berjuang Sembuhnya Putranya yang Terkena Penyakit Langka
MEMBAIK: Laksmi dan Onny serta putra mereka, Raka, yang terkena atopic. Telaten berobat, ruam di kulit Raka jauh berkurang jika dibandingkan setahun lalu. Foto: Laksmi for Jawa Pos

Efek samping pun ada. Raka sering mimisan. Misalnya, saat ditemui pekan lalu, Laksmi dengan lembut mengelap hidungnya. Warna putih lembaran tisu itu berubah merah. Namun, Raka tidak mengeluh. ”Untung, Raka punya keinginan kuat untuk sembuh. Tahan sakit,” ucapnya.

Merawat anak atopic memang tidak mudah. Kesulitannya tidak sedikit. Laksmi menyebutkan, kulit Raka pernah merah sepanjang tahun. Tidak pernah hilang bintiknya. Biasanya ada pemicu sebelum muncul. Misalnya, stres, terserang flu, atau lupa mengoleskan krim. Saat kesakitan, Raka sering menangis sehingga tidak bisa tidur malam. Baru setelah minum obat dengan kandungan penenang, Raka baru bisa terlelap.

Tidak hanya itu, bocah berusia tujuh tahun tersebut tidak bisa menggunakan alat mandi sembarangan. Sampo dan sabun dibuat khusus. Mandi air hangat pun tidak bisa. Kalau memaksa, kulitnya bisa terluka. ”Rasanya nelangsa sekali,” ungkap istri Onny Eko Yunianto itu.

Meski sakit, Laksmi berprinsip anak tunggalnya tersebut harus tetap merasakan masa kecil yang bahagia. Karena itu, dia memastikan lingkungan sekolahnya mengerti penyakit tersebut. Dengan begitu, Raka tidak merasa terkucilkan. Kalau tidak, bocah itu akan mengalami tekanan sosial. Dia bisa diolok-olok orang lain yang tidak tahu tentang penyakit itu.

Ada yang menghindar lantaran disangka menular. Banyak juga yang menunjukkan wajah jijik saat melihat kondisi kulit Raka. ”Dia sempat tidak mau bersekolah. Ada wali murid baru yang mengejek. Dia malu,” ujarnya.

Perempuan alumnus farmasi Ubaya tersebut menyatakan telah menyampaikan keadaan Raka kepada guru dan teman sekolah. Dia meminta tenaga pengajar memperlakukan Raka seperti anak lain agar tidak merasa berbeda. Dia juga berharap pengertian guru agar Raka bisa duduk agak dekat dengan air conditioner (AC) supaya kulitnya tidak terlalu kering.

”Kami orang tuanya tidak mau dia kehilangan cerita masa kecil. Main apa pun bisa. Saya sampai punya usaha persewaan mainan karena dia,” ujarnya.

Kendati harus ekstra perhatian, tenaga, dan biaya, Laksmi mengaku tetap menganggap hal paling penting sekaligus paling indah dalam hidupnya.

PASANGAN suami istri, Laksmi dan Onny, tergolong manusia yang punya ketabahan ekstra. Sang putra, Muhammad Alief Surya Raka, menderita atopic. Penyakit

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News