Kisah Pekerja Telkomsel Menghadirkan Sinyal di Daerah Terluar dan Terpencil

Kisah Pekerja Telkomsel Menghadirkan Sinyal di Daerah Terluar dan Terpencil
Karyawan Telkomsel yang bertugas di kawasan tertinggal, terluar, dan terdepan (3T). Foto: Telkomsel for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Telkomsel terus berperan aktif menghadirkan akses telekomunikasi bagi masyarakat di kawasan tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).

Ini dilakukan untuk membuka akses telekomunikasi dan informasi kepada semua lapisan masyarakat.

Dengan adanya kualitas layanan komunikasi yang setara dengan kota besar, diharapkan mendukung percepatan pertumbuhan sekaligus mampu menjadi katalisator dalam mempromosikan potensi daerah, sekaligus menjadi manfaat bagi daya tarik investasi, peluang usaha, bahkan lapangan kerja baru.

Sejatinya, upaya Telkomsel menghadirkan jaringan telekomunikasi di daerah tak mudah. Para pekerja di garis depan, sering menghadapi kendala tak terduga.

Akses yang sulit, kendala komunikasi, juga dukungan infrastruktur minim. Apalagi jika bertugas di daerah konflik, nyawa jadi taruhan. Namun, semua itu tak membikin patah semangat.

Lihat saja Moch Azizil Hamid, karyawan Telkomsel yang bekerja sebagai Consumer Sales Operation di Atambua.

Dia tak lelah mengedukasi masyarakat, pentingnya sarana telekomunikasi. Ia berjuang mempertahankan pelanggan yang ada di kawasan perbatasan RDTL (Republik Demokratik Timor Leste).

Tak jarang, bertemu pelanggan butuh waktu sekitar 4 jam lebih ke Kabupaten tertentu, kendala bahasa serta kompetensi ketika melakukan edukasi ke outlet, dan juga fasilitas kesehatan yang alakadar.

Upaya Telkomsel menghadirkan jaringan telekomunikasi di daerah tak mudah, para pekerja sering menghadapi kendala tak terduga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News