Kisah Pengatur Lalu Lintas Pesawat di Bandara Soetta

Kisah Pengatur Lalu Lintas Pesawat di Bandara Soetta
Lestari Catur Wulandari Rini saat berada di Ruang TWR ATC Bandara Soekarno Hatta, Senin (19/2/2018) FOTO: MUHAMAD ALI/JAWAPOS

Pada saat-saat tertentu juga harus membuat solusi dengan singkat. Hitungannya hanya detik.

Dari ruang TWR, Rini lantas mengajak Jawa Pos ke ruang APP yang satu lantai dengan ACC. Ruangan kerja tersebut berbeda, tidak ada kaca besar dan memang lebih gelap.

Di ruangan ini terdapat banyak monitor untuk memantau pergerakan pesawat. Hal yang dikerjakan para petugas hampir sama dengan ATC di TWR.

Yang berbeda adalah mengenai ketinggian pesawat. Untuk alasan itu pula mereka memantau dengan monitor sebab pesawat tidak terlihat dengan mata.

Tory Tri Ruknomo, manajer perencanaan dan evaluasi TWR-APP Kantor Cabang JATSC, menjelaskan, pekerjaan sebagai ATC bergantung pada kekompakan tim. Sebab, satu pesawat tidak hanya ditangani satu ATC.

Ibarat pesawat itu tongkat estafet, ATC adalah atlet yang berada dalam lintasan. "Apabila ATC sudah masuk Ruang Operasi Control, segala permasalahan, baik itu permasalahan keluarga ataupun dengan rekan sejawat, harus dilepaskan dahulu," ujarnya.

Upgrade kemampuan juga harus rutin dilakukan. Untuk meningkatkan kapasitas, tiap enam bulan sekali para ATC menjalani performance check. Dalam kegiatan tersebut, para ATC diuji kompetensinya. Dinilai oleh seorang check controller.

"Passing mark nilai 70," tutur Tory.

Mengatur lalu lintas peseta di Bandara Soetta tantangannya lebih berat karena merupakan bandara terpadat ketiga di dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News